Uji Klinis Vaksin AstraZeneca Dihentikan, Vaksin Sinovac Aman?

Uji Klinis Vaksin AstraZeneca Dihentikan, Vaksin Sinovac Aman?

Siti Fatimah - detikHealth
Jumat, 11 Sep 2020 13:38 WIB
Asian Beautiful Doctor Nurse woman in uniform with stethoscope, rubber gloves, mask check syringe injection, portrait , studio lighting dark background four back light flare silhouette copy space
Vaksin Corona ada berbagai macam jenis berdasarkan teknologinya (Foto: iStock)
Bandung -

Uji coba vaksin Corona AstraZeneca yang dipimpin Oxford University dihentikan. Salah satu relawan di Inggris mengalami efek samping sehingga perlu ada pemeriksaan.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil turut menjelaskan sedikit perbedaan bahan dasar vaksin antara AstraZeneca dengan vaksin Sinovac yang saat ini sedang dalam tahapan uji coba kepada relawan di Bandung, Jawa Barat.

Dia mengatakan, vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan vaksin dari virus yang masih hidup dan digabungkan dengan coronavirus.

"AstraZeneca itu terdiri dari virus yang hidup, virus yang hidup dari adenovirus, kemudian adenovirus itu disuntik dengan coronavirus, sehingga ada dua virus," kata Kusnandi saat menjadi pembicara dalam Dies Natalis 63 tahun Universitas Padjadjaran, Jumat (11/9/2020).

Setelah digabung antara adenovirus dan coronavirus, vaksin tersebut disuntikkan kepada sukarelawan. Sama seperti vaksin pada umumnya, setiap relawan akan memberikan reaksi yang berbeda-beda termasuk pada vaksin tiga terbesar di Amerika Serikat ini.

ADVERTISEMENT

"Nah itu ada mungkin orang yang ga cocok sehingga ada efek dan terjadilah yang kita sebut myelitis transversa," tuturnya.

Berbeda dengan AstraZaneca, vaksin Sinovac yang diproduksi Biofarma ini merupakan virus yang dimatikan. "Jadi tidak mungkin menyebabkan sakit, aman. Cuma ada kekurangannya vaksin yang biofarma itu tidak terlalu imunigenic, jadi disuntiknya itu harus beberapa kali," ucap Kusnandi.

Pada uji klinis di Indonesia, tim peneliti menyuntikkan vaksin Sinovac asal China ini sebanyak dua kali dengan jarak 14 hari.

"Jumlah yang melakukan uji klinis ada 102 orang, kami sedang melakukan itu moga-moga dapat berhasil," pungkasnya.




(up/up)