Beberapa waktu lalu viral di media sosial soal tayangan Mata Najwa soal bangku kosong untuk Menteri Kesehatan Terawan. Najwa terlihat seolah-olah sedang mewawancarai Menkes Terawan yang digambarkan dengan bangku kosong.
Najwa sendiri mengaku melakukan hal ini lantaran Menkes Terawan sudah berulang kali menolak hadir di acara Mata Najwa. Dan ia pun melontarkan beberapa pertanyaan termasuk soal keberadaannya di hadapan publik yang jarang terlihat selama pandemi virus Corona COVID-19 ke bangku kosong, yang dianggap Menkes Terawan.
Kemudian banyak netizen merasa terwakili dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Najwa, namun adapula yang merasa hal ini termasuk kasus bullying Menkes Terawan. Apakah tayangan Najwa terkait bangku kosong ini memang termasuk bullying?
Pendapat psikolog dalam hal ini berbeda. Di satu sisi, hal ini dinilai bisa disebut bullying bila perilaku yang dilakukan seseorang bisa menimbulkan tekanan psikologis.
Dalam hal ini, psikolog klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate menilai adanya rasa tidak nyaman atau emosi negatif yang timbul dari sikap seseorang termasuk kategori bullying. Dalam hal ini, tidak hanya Menkes Terawan, tetapi orang lain yang ikut merasakan emosi negatif usai menonton tayangan tersebut.
"Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana reaksi dan respons dari bapak Menteri Terawan selaku orang yang paling terkena oleh perilaku ini, yang bisa disebut sebagai korban langsung," jelas Kasandra saat dihubungi detikcom Rabu (20/9/2020).
"Namun ketika masyarakat merasakan emosi negatif tentu saja dengan demikian sudah dapat disimpulkan sebagai perilaku bullying," tambah Kasandra.
Diwawancara secara terpisah, Rahma Nuzulia Tristinarum meyakini hal ini tidak termasuk dalam bullying. Rahma menilai Najwa dalam hal ini tengah berusaha mencari informasi untuk meluruskan apa yang menjadi pertanyaan banyak masyarakat selama pandemi virus Corona COVID-19.
"Jika mengacu pada pengertian bullying di antaranya adalah berupa sikap dan perilaku yang menyakiti seseorang secara berulang, baik secara fisik maupun psikis, maka yang Najwa lakukan bukan termasuk tindakan bullying," papar Rahma saat dihubungi detikcom Rabu (30/9/2020).
"Bisa jadi acara tersebut adalah sebagai media untuk meneruskan aspirasi masyarakat," pungkasnya.
(kna/kna)