Kerap Dialami, Ini Sederet Penyakit yang Bisa Terjadi Usai Libur Panjang

Kerap Dialami, Ini Sederet Penyakit yang Bisa Terjadi Usai Libur Panjang

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Minggu, 01 Nov 2020 15:00 WIB
Sejumlah tempat wisata di berbagai daerah di Indonesia ramai didatangi oleh wisatawan saat libur panjang. Tak sedikit diantaranya datang bersama keluarga.
Libur panjang cuti bersama akhir Oktober 2020 segera berakhir. (Foto ilustrasi: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)
Jakarta -

Libur panjang cuti bersama (28 Oktober- 1 November 2020) segera berakhir. Segala macam rutinitas akan mulai kembali dilakukan pada esok hari.

Meski libur panjang kali ini bertepatan dengan pandemi COVID-19, namun tak sedikit orang yang memanfaatkan momen ini untuk pergi berlibur.

Praktisi kesehatan sekaligus akademisi Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, mengingatkan ada beberapa penyakit yang umum terjadi pasca libur panjang, yakni sakit akibat kelelahan dan kambuhnya penyakit kronik.

"Tentu kondisi kelelahan dan kambuhnya penyakit kronik akan membawa dampak risiko untuk terjadinya infeksi COVID-19," kata Prof Ari.

Berikut sejumlah penyakit yang bisa terjadi usai libur panjang, seperti yang dijelaskan oleh Prof Ari.

ADVERTISEMENT

1. Flu

Prof Ari menjelaskan, salah satu penyakit yang umum terjadi pasca libur panjang adalah flu. Ini dipicu oleh kelelahan usai melakukan perjalanan, sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan mudah terinfeksi penyakit.

"Selama dalam perjalanan, masyarakat cenderung untuk mengonsumsi makanan yang seadanya saja. Apalagi di era pandemi seperti ini, mereka berpikir dua kali untuk makan dan minum di restoran, apalagi jika kondisi restoran penuh," jelasnya.

"Jika hal ini terjadi, maka mereka mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran nafas atas," tambahnya.

2. Diare

Selain flu, penyakit selanjutnya yang bisa ditimbulkan akibat kelelahan usai berlibur adalah diare. Menurut Prof Ari, saat diperjalanan umumnya kita akan membeli makanan atau minuman secara sembarangan, yang mungkin belum terjamin kebersihan dan keamanannya.

"Kecenderungan untuk membeli makanan atau minum baik homemade atau dalam bentuk kemasan selama perjalanan di mana keamanan dan kebersihan dari makanan tersebut perlu dipertanyakan, sehingga seseorang itu juga mudah mengalami diare," ucap Prof Ari.

3. Penyakit kronik kambuh

Prof Ari mengatakan, saat berlibur umumnya kita akan sulit mengontrol asupan makanan dan cenderung mencari kuliner yang enak. Namun, tanpa disadari makanan atau minuman tersebut mengandung tinggi lemak, manis, dan asin.

"Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan." ujar Prof Ari,

Prof Ari pun memberikan contoh, pada pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi, jika mengonsumsi makanan berlemak tinggi, maka kondisinya bisa bertambah parah.

"Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol," jelasnya.




(up/up)