Keracunan Darah, Kepala Penis Pria Ini Diangkat karena Jaringannya Mati

Keracunan Darah, Kepala Penis Pria Ini Diangkat karena Jaringannya Mati

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 29 Apr 2015 20:05 WIB
Keracunan Darah, Kepala Penis Pria Ini Diangkat karena Jaringannya Mati
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
New Jersey - Kepala penis seorang pria berusia 54 tahun terpaksa diangkat. Diduga kuat, si pria mengalami keracunan dalam darah hingga kulit kepala penisnya berwarna hitam dan jaringannya mati.

Selain di penis, dokter juga menemukan lesi gangren di kaki, bokong, serta paha si pria. Dalam laporannya di jurnal BMJ Case Report, dokter yang menangangi si pria, Dr Edmond Sarkis mengatakan lesi yang hitam, layu dan membuat jaringan di sekitar kulit mati hingga menimbulkan rasa sakit itu membutuhkan obat dalam dosis tinggi.

"Lesinya sangat parah, berwarna ungu sampai hitam dan kondisi ini terjadi di seluruh paha, punggung bawah, bahkan penis pasien. Saya belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya," kata Dr Sarkis kepada Daily Mail, dikutip pada Rabu (29/4/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Amputasi Penis Gara-gara Salah Diagnosis

Catatan medis pasien menunjukkan bahwa ia memiliki riwayat penyakit ginjal dan menjalani dialisis peritoneal, bentuk hemodialisa di mana dimasukkan kateter ke dalam perut hingga pasien bisa menjalani proses cuci darah di rumah.

Pasien juga diketahui mengalami atrial fibrilasi yang menyebabkan denyut jantungnya tidak teratur dan berubah drastis. Untuk mengatasi kondisi ini, si pasien mengonsumsi obat pengencer darah. Awalnya, belum jelas penyebab pasien mengalami keracunan darah tetapi Dr Sarkis mengatakan pasiennya mengalami calciphylaxis.

"Calciphylaxis adalah penyakit jarang yang serius di mana kalsium menumpuk di pembuluh darah kecil pada jaringan lemak dan kulit. Penyakit ginjal dan konsumsi obat pengencer darah menjadi faktor risiko penyakit ini. Sebab, pada pasien ginjal sebagian ginjalnya berhenti menyaring racun dari darah yang bisa menimbulkan penumpukan kalsium di arteri," tutur Dr Sarkis.

Nah, penumpukan kalsium itu membuat jaringan mati. Pasca didiagnosis, si pria harus menjalani operasi untuk mengangkat kepala penisnya melalui operasi darurat selama 4 jam. Setelah itu, dimasukkan kateter ke dalam penis untuk membantunya buang air kecil

Dr Sarkis menekankan perlu penelitian lebih lanjut terkait faktor risiko dan pengobatan calciphylaxis yang memiliki tingkat kematian cukup tinggi. Setelah operasi, kondisi pasien membaik dan sudah dibolehkan pulang ke rumah. Sayang, beberapa minggu kemudian ia kembali dirawat di Cooper Medical Centre di New Jersey karena penumonia dan meninggal akibat mengalami infeksi.

Baca juga: Ini Dia 10 Jenis Cedera Terburuk yang Bisa Dialami Penis (1)

(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)

Berita Terkait