Begini Caranya Mengidentifikasi Pria dengan Sperma Berkualitas

Begini Caranya Mengidentifikasi Pria dengan Sperma Berkualitas

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 22 Feb 2016 10:34 WIB
Begini Caranya Mengidentifikasi Pria dengan Sperma Berkualitas
Foto: admin
Jakarta - Untuk menentukan bagus tidaknya kualitas sperma, tak ada yang bisa dilakukan selain memeriksakan diri ke dokter. Tetapi untuk menenangkan hati Anda, ada cara mudah untuk memastikan sperma Anda sehat atau tidak.

Darimana kita bisa melihatnya? Dari sejumlah penelitian terungkap, gaya hidup dan pola makan bisa jadi gambaran sederhana untuk menentukannya.

Berikut 5 cara mudah untuk menentukan kualitas sperma, seperti halnya dikutip dari Men's Health, Senin (22/2/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Usia Makin Tua, Pria Makin Banyak Menghasilkan Sperma 'Mutan'

1. Berbadan ramping

Foto: thinkstock
Sebuah penelitian di Belanda memastikan pria dengan lingkar pinggang lebih dari 100 cm mempunyai sperma lebih sedikit dibanding pria yang tidak berpinggang lebar. Sebagian besar di antara sperma-sperma itu juga tidak dapat 'berenang' dengan baik.

Peneliti menduga perut buncit mengganggu produksi, perkembangan hingga pelepasan hormon seks dalam tubuh pria. Sebenarnya tak harus six pack, asalkan perut Anda tak buncit dan lingkar pinggang tak melebar itu sudah cukup.

2. Tak macho dan bersuara nyaring

Foto: thinkstock
Peneliti dari Spanyol dan Finlandia baru-baru ini menemukan pria berwajah macho, semisal berdagu lebar, dikatakan memiliki kualitas sperma yang tidak sebagus pria dengan wajah yang lebih feminin.

Sedangkan studi lain dari University of Western Australia mengungkap, pria dengan suara falsetto atau nyaring justru memiliki lebih banyak sperma daripada pria yang bersuara dalam. Padahal kebanyakan wanita lebih menyukai pria bersuara dalam seperti ini karena dianggap macho.

"Di satu sisi hormon testosterone 'berjasa' memunculkan sifat macho pada pria, tetapi bila jumlahnya kebanyakan, nyatanya justru mengganggu produksi sperma," jelas peneliti, Leigh Simmons, PhD.

3. Suka makan ikan dan membungkus makanan

Foto: thinkstock
Harvard University mengungkap, pria yang lebih suka makan daging olahan mempunyai jumlah sperma berbentuk normal yang lebih sedikit ketimbang mereka yang tidak begitu suka makan daging.

Sebaliknya, pria yang gemar makan ikan, terutama yang berdaging gelap seperti salmon dan tuna, memiliki konsentrasi sperma 65 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak suka makan ikan. Makin tinggi asam lemak omega 3-nya, dampaknya bagi produksi sperma akan makin bagus.

Kebiasaan makan lain yang perlu diantisipasi adalah membeli makanan yang dikemas dalam wadah plastik atau memanaskan makanan ke dalam wadah plastik. Padahal bila terkena panas, plastik semacam ini akan melepaskan bisphenol-A (BPA) yang dapat mengganggu produksi sperma pria bila termakan.

Secara rinci, peneliti dari Denmark mengungkapkan, pria dengan kandungan BPA terbanyak dalam urine-nya juga memiliki jumlah sperma dengan tingkat motilitas (kemampuan renang) yang lebih rendah ketimbang yang jarang terpapar plastik.

4. Sering pakai boxer

Foto: thinkstock
Sebuah studi yang dilakukan di Inggris pada tahun 2012 mengungkap, pria yang sering mengenakan celana boxer memiliki lebih banyak sperma yang bisa 'berenang' lincah ketimbang mereka yang lebih sering memakai celana dalam ketat.

"Celana dalam yang longgar akan menurunkan suhu di sekitar skrotum sehingga kualitas sperma yang dihasilkan jadi meningkat. Suhu tinggi ini juga diketahui dapat menghambat produksi sperma," terang peneliti Andrew Povey, PhD.

5. Rutin olahraga

Foto: Thinkstock
Selain soal makan ikan, peneliti dari Harvard University juga menemukan pria yang rutin berolahraga selama 15 jam per pekan, baik dengan intensitas sedang hingga tinggi, mempunyai sperma dengan konsentrasi 73 persen lebih tinggi daripada pria yang malas mengolah badannya.

Lagipula rajin berolahraga juga akan meningkatkan kinerja antioksidan dalam tubuh sehingga seseorang terhindarkan dari pengaruh radikal bebas, yang salah satunya dapat merusak sel sperma.

Halaman 2 dari 6
Sebuah penelitian di Belanda memastikan pria dengan lingkar pinggang lebih dari 100 cm mempunyai sperma lebih sedikit dibanding pria yang tidak berpinggang lebar. Sebagian besar di antara sperma-sperma itu juga tidak dapat 'berenang' dengan baik.

Peneliti menduga perut buncit mengganggu produksi, perkembangan hingga pelepasan hormon seks dalam tubuh pria. Sebenarnya tak harus six pack, asalkan perut Anda tak buncit dan lingkar pinggang tak melebar itu sudah cukup.

Peneliti dari Spanyol dan Finlandia baru-baru ini menemukan pria berwajah macho, semisal berdagu lebar, dikatakan memiliki kualitas sperma yang tidak sebagus pria dengan wajah yang lebih feminin.

Sedangkan studi lain dari University of Western Australia mengungkap, pria dengan suara falsetto atau nyaring justru memiliki lebih banyak sperma daripada pria yang bersuara dalam. Padahal kebanyakan wanita lebih menyukai pria bersuara dalam seperti ini karena dianggap macho.

"Di satu sisi hormon testosterone 'berjasa' memunculkan sifat macho pada pria, tetapi bila jumlahnya kebanyakan, nyatanya justru mengganggu produksi sperma," jelas peneliti, Leigh Simmons, PhD.

Harvard University mengungkap, pria yang lebih suka makan daging olahan mempunyai jumlah sperma berbentuk normal yang lebih sedikit ketimbang mereka yang tidak begitu suka makan daging.

Sebaliknya, pria yang gemar makan ikan, terutama yang berdaging gelap seperti salmon dan tuna, memiliki konsentrasi sperma 65 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak suka makan ikan. Makin tinggi asam lemak omega 3-nya, dampaknya bagi produksi sperma akan makin bagus.

Kebiasaan makan lain yang perlu diantisipasi adalah membeli makanan yang dikemas dalam wadah plastik atau memanaskan makanan ke dalam wadah plastik. Padahal bila terkena panas, plastik semacam ini akan melepaskan bisphenol-A (BPA) yang dapat mengganggu produksi sperma pria bila termakan.

Secara rinci, peneliti dari Denmark mengungkapkan, pria dengan kandungan BPA terbanyak dalam urine-nya juga memiliki jumlah sperma dengan tingkat motilitas (kemampuan renang) yang lebih rendah ketimbang yang jarang terpapar plastik.

Sebuah studi yang dilakukan di Inggris pada tahun 2012 mengungkap, pria yang sering mengenakan celana boxer memiliki lebih banyak sperma yang bisa 'berenang' lincah ketimbang mereka yang lebih sering memakai celana dalam ketat.

"Celana dalam yang longgar akan menurunkan suhu di sekitar skrotum sehingga kualitas sperma yang dihasilkan jadi meningkat. Suhu tinggi ini juga diketahui dapat menghambat produksi sperma," terang peneliti Andrew Povey, PhD.

Selain soal makan ikan, peneliti dari Harvard University juga menemukan pria yang rutin berolahraga selama 15 jam per pekan, baik dengan intensitas sedang hingga tinggi, mempunyai sperma dengan konsentrasi 73 persen lebih tinggi daripada pria yang malas mengolah badannya.

Lagipula rajin berolahraga juga akan meningkatkan kinerja antioksidan dalam tubuh sehingga seseorang terhindarkan dari pengaruh radikal bebas, yang salah satunya dapat merusak sel sperma.

(lll/up)

Berita Terkait