Praktik pearling melibatkan seorang pria memasukkan objek bundar yang terbuat dari bahan plastik, metal, atau mutiara ke dalam penis lewat sayatan kecil yang dibuat pada kulit batang penis. Tujuannya disebut untuk membuat pasangan lebih puas saat bercinta karena stimulasi tambahan dari gundukan mutiara pada penis.
Dalam beberapa tahun terakhir studi melihat ada kenaikan tren. Yakuza Jepang disebut adalah contoh di mana pearling dilakukan sebagai penunjuk berapa lama seorang individu menghabiskan waktunya di penjara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seksolog Dr Tobias Kohler dari SIU Healthcare, Amerika Serikat, mengomentari praktik pearling sebagai tren yang berbahaya. Alasannya karena meski dilakukan dengan sehigienis mungkin risiko untuk infeksi tetap ada.
"Rekomendasi saya secara umum adalah menentangnya karena meski tekniknya sempurna dan alat steril, akan selalu ada risiko infeksi dan masalah lainnya," kata Kohler seperti dikutip dari DailyMail pada Jumat (11/3/2016).
Studi kasus yang terjadi pada pria berusia 19 tahun di IGD University of Florida Shands Hospital misalnya, ia harus menjalani operasi karena mengalami hematoma (pembekuan darah) setelah memasukkan mutiara ke penisnya. Ia dilarikan setelah mengeluh penisnya bengkak, nyeri, dan mengeluarkan darah ketika kencing.
Dalam kesimpulan studi pearling dilaporkan dapat membuat morbiditas yang signifikan pada individu yang mencobanya.
Baca juga: Coprophiliac, Salah Satu Rahasia Kehidupan Seks Hitler yang Terungkap (fds/vit)











































