Triklosan, demikian senyawa tersebut dinamakan, pernah begitu populer sebagai bahan aktif sabun antibakteri. Belakangan, Food and Drug Administration (FDA) menyebut berbagai klaim tentang manfaat triklosan sebagai pembasmi kuman tidak terbukti.
Tahun 2008, sebuah penelitian di Oxford Journal of Toxicology Sciences mengaitkannya dengan gangguan produksi hormon. Pada tikus, paparan pada konsentrasi 5 ml per 100 mg berat badan menurunkan kadar testosteron, yang dikenal sebagai hormon seks laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada manusia, kadar testosteron yang rendah bertanggung jawab pada gangguan fungsi seksual. Di antaranya libido rendah, testis mengecil, produksi sperma berkurang, dan yang paling ditakutkan oleh para laki-laki adalah susah ereksi.
Efek triklosan pada tikus belum tentu muncul pada manusia, sehingga penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengungkapnya. Yang pasti, seperti dikutip dari Health24, Kamis (17/3/2016), kandungan triklosan pada produk-produk sabun antibakteri wajib dicantumkan dalam labelnya.
Baca juga: Ingat, Disfungsi Ereksi Juga Jadi Indikasi Adanya Penyakit Kardiovaskular (up/up)











































