Jakarta -
Bagi pasangan suami istri, tentu tidak asing dengan yang namanya cupang. Merupakan ciuman kuat-kuat di bagian tubuh tertentu yang menimbulkan bekas kemerahan ataupun kebiruan.
Cupang merupakan gigitan cinta yang bisa diberikan untuk mengobarkan gairah bercinta pasangan. Umumnya hal ini juga dilakukan karena baik suami ataupun istri sama-sama sedang bergairah.
Dikutip detikHealth, berikut ini sederet fakta-fakta menarik tentang cupang yang layak Anda ketahui. Yuk disimak bersama.
1. Sama Seperti Memar
Foto: thinkstock
|
dr Eddy Karta, SpKK, dari Edmo Clinic Jakarta Selatan menjelaskan dalam bahasa kedokteran cupang dikenal dengan purpura. Ini merupakan istilah umum untuk perdarahan kulit (hemoragik), apapun penyebabnya.
Bekas cupang sebenarnya sama dengan memar yang dialami bagian tubuh saat terbentur benda keras. Cupang tidak membahayakan karena terjadi pada kulit saja. Biasanya terjadi di lapisan dermis akibat pecahnya pembuluh darah kapiler (pembuluh darah kecil).
Yang membedakan dengan memar karena terkena benda keras, di bekas cupang tidak terdapat jaringan yang rusak. "Sedangkan cupang lebih ringan karena tidak ada jaringan yang rusak hanya pecahnya pembuluh darah. Oleh karena itu cupang umumnya tidak sakit saat ditekan dan tidak berbahaya. Hanya alasan kosmetik saja yang mengganggu sesudahnya," tutur dr Eddy
Baca juga: Cupang Muncul Usai Bercinta, Bahaya atau Tidak?
2. Bisa Picu Stroke
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Saat melakukan cupang, tentu tidak ada niat untuk menyakiti. Tapi tahukah Anda bahwa cupang dalam beberapa kasus langka dapat menjadi pemicu stroke?
Hal ini misalnya dialami Julio Macias Gonzalez (17) dari Mexico. Dokter mengatakan Julio meninggal karena stroke fatal yang dipicu oleh adanya sumbatan gumpalan darah. Bekuan darah tersebut diduga terbentuk ketika sang kekasih memberikannya cupang di leher. Isapan kuat pada daerah arteri membuat sel darah Julio menggumpal yang kemudian terbawa naik ke otak.
Dalam literatur medis New Zealand Medical Journal tahun 2010 pernah melaporkan hal senada. Dilaporkan seorang pasien perempuan berusia 44 tahun dilarikan ke instalasi gawat darurat karena tangan kirinya tiba-tiba lumpuh.
Dokter menemukan memar vertikal kecil di leher dekat arteri utama. Ternyata itu merupakan bekas cupang yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Nah, dari sana dokter menyimpulkan bahwa ada gumpalan darah terbentuk sehingga memicu stroke ringan.
3. Area yang Sering Jadi Sasaran Cupang
Foto: thinkstock
|
Pengamat kesehatan seksual dr Andri Wanananda MS menuturkan area sensitif perempuan seperti leher dan area buah dada merupakan daerah yang sering jadi sasaran cupang. Selain karena sensitif, leher dan payudara tidak merespons balik ketika dicium kuat-kuat. Ini berbeda halnya dengan bibir yang akan merespons saat dicium.
Umumnya cupang memang tidak berbahaya. Hanya saja jika dilakukan tanpa kesiapan dari pasangan, maka bisa muncul kekagetan dan rasa sakit.
"Cupang ini sebenarnya hanya bentuk rasa gregetan aja tapi itu nikmat karena beberapa orang ada yang senang dikecup di zona erotisnya kayak leher atau di payudara atau sekitar puting," ujar dr Andri.
Baca juga: Nyeri, Lecet dan Cupang Karena Seks Baru Terasa di Pagi Hari? Ini Sebabnya
4. Cara Hilangkan Cupang
Foto: Getty Images
|
Meski bisa terasa nikmat, namun cupang akan memberikan bekas yang bisa jadi membuat malu bila dilihat orang lain. Agar cupang cepat hilang, salah satu saran yang bisa dicoba adalah dengan menggunakan kompres hangat.
Caranya siapkan saputangan atau handuk bersih, celupkan ke dalam air hangat, peras, dan kemudian tekan lembut ke kulit yang terdapat cupang selama beberapa menit. Ulangi setiap 4-5 menit.
Namun ada juga yang menggunakan plester hangat yang banyak dijual di warung atau di apotek. Tentu dengan plester ini, secara otomatis cupang yang ada di leher Anda bisa tertutupi sempurna.
Karena cupang disebabkan karea perdarahan di bawah kulit, maka sebenarnya penggunaan obat oles yang ditujukan untuk mempercepat diserapnya perdarahan ini bisa membantu mempercepat hilangnya cupang.
dr Eddy Karta, SpKK, dari Edmo Clinic Jakarta Selatan menjelaskan dalam bahasa kedokteran cupang dikenal dengan purpura. Ini merupakan istilah umum untuk perdarahan kulit (hemoragik), apapun penyebabnya.
Bekas cupang sebenarnya sama dengan memar yang dialami bagian tubuh saat terbentur benda keras. Cupang tidak membahayakan karena terjadi pada kulit saja. Biasanya terjadi di lapisan dermis akibat pecahnya pembuluh darah kapiler (pembuluh darah kecil).
Yang membedakan dengan memar karena terkena benda keras, di bekas cupang tidak terdapat jaringan yang rusak. "Sedangkan cupang lebih ringan karena tidak ada jaringan yang rusak hanya pecahnya pembuluh darah. Oleh karena itu cupang umumnya tidak sakit saat ditekan dan tidak berbahaya. Hanya alasan kosmetik saja yang mengganggu sesudahnya," tutur dr Eddy
Baca juga: Cupang Muncul Usai Bercinta, Bahaya atau Tidak?Saat melakukan cupang, tentu tidak ada niat untuk menyakiti. Tapi tahukah Anda bahwa cupang dalam beberapa kasus langka dapat menjadi pemicu stroke?
Hal ini misalnya dialami Julio Macias Gonzalez (17) dari Mexico. Dokter mengatakan Julio meninggal karena stroke fatal yang dipicu oleh adanya sumbatan gumpalan darah. Bekuan darah tersebut diduga terbentuk ketika sang kekasih memberikannya cupang di leher. Isapan kuat pada daerah arteri membuat sel darah Julio menggumpal yang kemudian terbawa naik ke otak.
Dalam literatur medis New Zealand Medical Journal tahun 2010 pernah melaporkan hal senada. Dilaporkan seorang pasien perempuan berusia 44 tahun dilarikan ke instalasi gawat darurat karena tangan kirinya tiba-tiba lumpuh.
Dokter menemukan memar vertikal kecil di leher dekat arteri utama. Ternyata itu merupakan bekas cupang yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Nah, dari sana dokter menyimpulkan bahwa ada gumpalan darah terbentuk sehingga memicu stroke ringan.
Pengamat kesehatan seksual dr Andri Wanananda MS menuturkan area sensitif perempuan seperti leher dan area buah dada merupakan daerah yang sering jadi sasaran cupang. Selain karena sensitif, leher dan payudara tidak merespons balik ketika dicium kuat-kuat. Ini berbeda halnya dengan bibir yang akan merespons saat dicium.
Umumnya cupang memang tidak berbahaya. Hanya saja jika dilakukan tanpa kesiapan dari pasangan, maka bisa muncul kekagetan dan rasa sakit.
"Cupang ini sebenarnya hanya bentuk rasa gregetan aja tapi itu nikmat karena beberapa orang ada yang senang dikecup di zona erotisnya kayak leher atau di payudara atau sekitar puting," ujar dr Andri.
Baca juga: Nyeri, Lecet dan Cupang Karena Seks Baru Terasa di Pagi Hari? Ini Sebabnya
Meski bisa terasa nikmat, namun cupang akan memberikan bekas yang bisa jadi membuat malu bila dilihat orang lain. Agar cupang cepat hilang, salah satu saran yang bisa dicoba adalah dengan menggunakan kompres hangat.
Caranya siapkan saputangan atau handuk bersih, celupkan ke dalam air hangat, peras, dan kemudian tekan lembut ke kulit yang terdapat cupang selama beberapa menit. Ulangi setiap 4-5 menit.
Namun ada juga yang menggunakan plester hangat yang banyak dijual di warung atau di apotek. Tentu dengan plester ini, secara otomatis cupang yang ada di leher Anda bisa tertutupi sempurna.
Karena cupang disebabkan karea perdarahan di bawah kulit, maka sebenarnya penggunaan obat oles yang ditujukan untuk mempercepat diserapnya perdarahan ini bisa membantu mempercepat hilangnya cupang.
(vit/up)