Banyak warganet yang menyinggung soal pentingnya edukasi seks pada remaja di Indonesia. Menyoal hal tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), mengatakan cerita tersebut adalah hal yang konyol dan bodoh.
"Ini adalah hal konyol yang diakibatkan tidak leluasa memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Karena itu, kami memperjuangkan supaya modul pendidikan kesehatan reproduksi bisa masuk ke pendidikan SD, SMP, dan SMA sesuai umurnya. Tentunya tidak cuma seks tapi semua yang terkait sistem dan kesehatan reproduksi," kata dr Hasto pada detikcom.
Kepala Seksi Bina KB dan Rumah Sakit Swasta BKKBN, Mataram Endra Widagda, menambahkan sperma dan sel darah putih sudah jelas berbeda misal dalam hal kekentalan cairannya. Remaja di usia SMA seharusnya sudah mengetahui hal tersebut.
Nantinya, Endra mengatakan bahwa ilmu kesehatan reproduksi yang akan dimasukkan dalam kurikulum sekolah akan disesuaikan penyampaiannya sesuai kearifan lokal. Sehingga tidak ada salah persepsi atau pelanggaran etika dan agama.
"Kesehatan reproduksi memungkinkan ibu hamil di usia yang tepat. Kesehatan reproduksi jangan sampai menjadi hal tabu," pungkasnya.
Simak Video "Populasi Menurun dalam 60 Tahun, Generasi Muda China Enggan Berkeluarga"
[Gambas:Video 20detik]
(frp/frp)