Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa tipe diphallia. Dari sebagian hingga duplikasi penis utuh, dan memiliki dua penis yang utuh atau 'true diphallia', sangatlah langka. Sejak kemunculannya di tahun 1609, diphallia tercatat hanya terjadi pada satu dari 5-6 juta kelahiran.
Penis ini umumnya akan berukuran sama, bertempat saling menyamping. Terkadang ada satu yang lebih besar dan berada di atas satunya yang lebih kecil. Lainnya, duplikasi hanya terjadi di kepala penis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cerita Pria 'Diphallia' yang Punya Dua Penis |
Ketidakberaturan genetik yang menyebabkan diphallia mulai berefek saat perkembangan alat kelamin. Beberapa peneliti menyebut adanya paparan obat-obatan, infeksi, atau kerusakan antara kehamilan hari ke 23 dan 25 bisa menyebabkan diphallia, karena inilah tahap krusial dari perkembangan fetus.
Pria dengan kondisi ini seringnya bisa kencing melalui salah satu atau kedua penisnya, mereka juga bisa mengalami ereksi dan ejakulasi dengan satu atau kedua penisnya pula. Tergantung situasinya, pria bisa memiliki kehidupan seks yang normal dan memiliki anak.
"Meski begitu, ada kecenderungan peningkatan risiko ginjal dan sistem kolorektal yang berfungsi buruk. Karena alasan ini, bayi dengan diphallia berisiko tinggi mati karena infeksi," tulis situs Medical News Today.
Operasi adalah penanganan satu-satunya, biasanya dilakukan tepat saat kelahiran atau setelahnya. Dipastikan usai operasi nantinya akan tetap bisa kencing dan ereksi dengan normal, menurunkan risiko potensial infeksi, dan penyimpangan struktural.
Waktu untuk mengoperasi sangat penting karena usia sang pria. Karena kebanyakan diphallia terdiagnosis saat lahir, ada kalanya dibutuhkan beberapa kali operasi. Ada juga yang hanya menyingkirkan salah satu penis, saat pasien berusia kanak-kanak.
(frp/up)











































