Selama minggu pertama partisipan diberikan makanan diet tinggi sereal, roti, kentang, buah dan sayur, serta makanan rendah lemak. Selain itu mereka juga direkomendasikan untuk konsumsi susu, daging, ikan, telur dan kacang dalam porsi sedang.
Pada minggu kedua, partisipan justru mengonsumsi sejumlah besar gula di samping makanan pokoknya sebesar 375 gram gula per hari. Ini setara dengan sekitar 3,5 liter soda atau 450 gram permen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melihat bahwa diet mempengaruhi motilitas sperma dan kami dapat menghubungkan perubahan dengan molekul spesifik di dalamnya. Penelitian kami telah mengungkapkan efek cepat yang terlihat setelah satu hingga dua minggu," kata kepala penelitian Anita Ost, dikutip dari The Star, Senin (6/1/2020).
Para peneliti mengungkapkan bahwa meski sulit untuk menentukan motilitas sperma ini disebabkan oleh diet sehat atau asupan gula tinggi, kemungkinan ini terkait akibat langsung dari diet sehat. Dengan kata lain dapat dikatakan motilitas sperma dapat diubah dalam waktu singkat.
"Tapi kita tidak bisa mengatakan apakah itu gula yang menyebabkan efek, karena itu mungkin merupakan komponen dari diet sehat dasar yang memiliki efek positif pada sperma," kata Ost.
Meski begitu, bukan berarti gula dapat meningkatkan kualitas sperma. Karena beberapa faktor penurunan kualitas sperma diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Seperti orang dengan obesitas dan diabetes memiliki risiko penurunan kualitas sperma yang buruk.
(up/up)











































