Di Amerika Serikat sebanyak 30 juta pria mengalami kondisi ini. Disfungsi ereksi rentan dialami oleh pria lanjut usia, memiliki riwayat penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi, pernah mengalami cedera pada sumsum tulang belakang, penis atau pinggul, mengonsumsi obat antidepresan atau obat tekanan darah, mengalami gangguan kecemasan (anxiety), mudah stres, kelebihan berat badan dan merokok.
Dalam mengatasi disfungsi ereksi perlu diketahui lebih dulu apa penyebabnya karena kondisi ini dapat disebabkan oleh pengaruh obat tertentu atau efek samping setelah operasi. Cara mengatasi kondisi ini pun berbeda tergantung penyebabnya.
Terdapat beberapa perawatan alami yang dapat dilakukan pria untuk mengatasi disfungsi ereksi. Namun, dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan perawatan atau pengobatan seperti apa yang sesuai dengan kondisi disfungsi ereksi yang dialami.
1. Jaga asupan makan
Dikutip dari Healthline, studi pada 2020 membuktikan bahwa pria yang menjaga pola makan yang teratur dan melakukan diet ketat memiliki risiko rendah mengalami disfungsi ereksi. Hal ini karena mereka mengonsumsi sedikit daging olahan dan rajin mengonsumsi makanan sehat seperti, buah, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian pada 2017 yang menemukan bahwa mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi seperti buah dan sayuran dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi pada pria usia 18 hingga 40 tahun.
2. Rajin berolahraga
Penyebab disfungsi ereksi di antaranya adalah obesitas, jarang bergerak dan penyakit kardiovaskular. Dengan rajin berolahraga dan banyak melakukan aktivitas fisik tubuh akan terhindar dari obesitas sehingga dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi.
Selain itu, penelitian yang dilakukan Trusted Source (2018) juga membuktikan olahraga aerobik selama 40 menit sehari dalam 4 kali seminggu selama 6 bulan dapat mencegah disfungsi ereksi. Olahraga lain yang dapat dilakukan, yaitu berlari, jalan cepat, bersepada, dan berenang.
3. Tidur yang cukup
Tidur yang cukup tidak hanya baik untuk tubuh tetapi juga mengurangi risiko disfungsi ereksi. Kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Kurang tidur juga dapat berdampak buruk pada tubuh yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan tekanan darah tinggi yang menjadi penyebab terjadinya disfungsi ereksi.
4. Psikoterapi
Tak hanya disebabkan masalah kesehatan secara fisik, pada beberapa kasus, disfungsi ereksi juga disebabkan oleh masalah psikologis. Gangguan psikologis seperti, tekanan emosional dan merasa harga diri rendah dapat memperburuk disfungsi ereksi. Maka dari itu, psikoterapi diperlukan untuk mencegah hal ini terjadi. Penelitian terbaru pada 2021 menjelaskan, salah satu terapi yang efektif mengatasi disfungsi ereksi salah satunya adalah terapi perilaku kognitif.
5. Terapi seks
Beberapa kasus disfungsi ereksi tidak diketahui jelas penyebabnya. Peneliti menyebutnya sebagai kondisi disfungsi ereksi non-organis, yaitu kondisi di mana disfungsi ereksi disebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan saat berhubungan seks. Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi dengan pasangan untuk mengetahui kondisi yang dialami pasangan dan cara yang tepat untuk mengatasinya.
Selain cara-cara di atas disfungsi ereksi juga dapat dicegah dengan mengurangi stres, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, dan berhenti merokok. Sangat dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter, agar mengetahui penyebabnya dan perawatan yang tepat untuk mengobatinya. Gaya hidup yang sehat tidak hanya penting untuk kesehatan raga, tetapi juga mampu menurunkan risiko disfungsi ereksi.
(up/up)











































