Awas! Ini 9 Hal yang Dialami Tubuh jika Kelamaan Absen Bercinta

Awas! Ini 9 Hal yang Dialami Tubuh jika Kelamaan Absen Bercinta

Syifaa F Izzati - detikHealth
Sabtu, 23 Des 2023 19:00 WIB
Awas! Ini 9 Hal yang Dialami Tubuh jika Kelamaan Absen Bercinta
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Sudah banyak yang mengetahui, kualitas hubungan seks memiliki kaitan erat dengan kondisi kesehatan tubuh. Begitu juga jika seseorang berhenti bercinta dalam waktu yang lama, ada sejumlah perubahan yang mungkin terjadi pada tubuh.

Pada beberapa kasus, pasutri berhenti bercinta sementara waktu mungkin karena kesibukan sehari-hari yang begitu padat, stres, libido yang rendah, hingga beragam alasan lainnya. Lantas pada kondisi ini, hal apa yang mungkin terjadi pada tubuh?

Berikut penjelasannya dikutip dari sejumlah sumber:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Berpotensi muncul sakit dan nyeri

Dikutip dari The Sun, ahli ginekologi Dr Susanna Unsworth mengatakan bahwa berhubungan seks telah terbukti dapat meringankan gejala nyeri yang muncul saat menstruasi, seperti kram hingga migrain. Karena itulah, orang yang berhenti bercinta dalam waktu lama mungkin mengalami nyeri pada tubuh lebih lama.

"Ini karena seks dan orgasme dapat meningkatkan produksi bahan kimia yang menghasilkan 'perasaan nyaman', yang meredam sinyal rasa sakit dan bertindak sebagai bentuk pereda nyeri," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Hal ini juga senada dengan pendapat seksolog Rebecca Alvarez Story yang mengatakan bahwa seks dapat menyembuhkan rasa sakit dan nyeri akibat sakit otot dan sakit kepala.

2. Kecemasan

Berhubungan seks dapat melepaskan campuran endorfin, atau yang dikenal dengan hormon bahagia, ke dalam tubuh, termasuk oksitosin dan dopamin. Hal ini dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan suasana hati.

Itulah sebabnya spesialis kesuburan dan dokter kandungan bersertifikat Lucky Sekhon mengatakan kepada Well+Good bahwa tidak berhubungan seks dalam waktu yang lama dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan stres.

3. Kualitas tidur yang buruk

Terdapat alasan mengapa kebanyakan orang tertidur setelah berhubungan seks. Pasalnya, tubuh melepaskan sejumlah hormon, termasuk vasopresin dan oksitosin, yang mengurangi stres dalam tubuh dan membantu seseorang tertidur dengan cepat. Norepinefrin dan serotonin kemudian membantu mencapai tidur yang nyenyak.

Oleh sebab itu, kurang seks dapat menyebabkan seseorang memiliki kualitas tidur yang lebih buruk.

4. Libido yang menurun

Seseorang yang rutin berhubungan seks akan lebih menginginkannya. Hal sebaliknya dapat terjadi ketika seseorang berhenti berhubungan seks. Tubuh hampir tidak lagi membutuhkan seks atau merespons rangsangan yang membangkitkan gairah.

Bagi sebagian orang, hal ini berdampak pada sulitnya mendapatkan gairah seks bahkan ketika ia menginginkannya.

5. Berat badan naik

Seperti halnya aktivitas lain, seks membakan sejumlah kalori. Bahkan, seseorang membakar sekitar lima kalori per menit selama bercinta, yakni hampir sama banyaknya seperti berjalan cepat.

Oleh sebab itu, berat badan pasutri berpotensi untuk naik beberap kilogram ketika tidak berhubungan seks dalam waktu yang lama, terlebih jika tidak diiringi dengan aktivitas fisik lainnya.

6. Miss V kering dan robek

Dokter kandungan Dr Ali Novitsky mengatakan kepada The Telegraph bahwa setelah menopause, vagina seorang wanita dapat menjadi lebih ketat dan jaringan vaginanya menipis jika tidak melakukan hubungan seks secara teratur.

Hal ini membuat wanita lebih rentan terhadap cedera, robekan, atau pendarahan pada vaginanya ketika berhubungan seks.

7. Disfungsi ereksi

Pria yang berhubungan seks kurang dari sekali dalam seminggu akan dua kali lebih berpotensi mengalami disfungsi ereksi dibandingkan mereka yang melakukannya setiap minggu.

8. Penurunan sensasi pada klitoris

Klitoris bisa sangat sensitif dan responsif, tetapi tidak terangsang dalam waktu yang lama dapat membuatnya menyusut dan kehilangan sensasi.

Hal ini disebut atrofi klitoris, dan biasanya disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan stimulasi klitoris.

Untungnya, hal ini tidak bersifat permanen. Ketika seseorang lebih sering melakukan aktivitas seksual, vagina akan bertambah elastis, tubuh akan terbiasa disentuh, dan klitoris akan kembali terasa.

9. Tekanan darah tinggi

Seks dapat bermanfaat bagi sistem kardiovaskular manusia. Jika seseorang tidak mengimbangi kurangnya aktivitas di ranjang dengan aktivitas fisik lainnya yang dapat menjaga tekanan darah tetap rendah, ia akan mengalami peningkatan tekanan darah.

Selain itu, pria dengan tekanan darah yang tinggi kadangkala mengalami masalah untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan seks.

Halaman 2 dari 2
(vyp/vyp)

Berita Terkait