Pasangan suami istri yang melakukan hubungan intim akan mendambakan orgasme dan ejakulasi. Saat mengalami 'pelepasan', tubuh akan merasakan efek gembira dan euforia.
Respons di otak tak hanya terjadi ketika orgasme. Perubahan ini bahkan sudah mulai muncul ketika pasutri melakukan foreplay.
Saat foreplay atau sesi pemanasan, otak dan tubuh sudah menjadi 'hidup'. Korteks sensorik genital, bagian otak yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi bolak-balik dengan alat kelamin, mulai aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada wanita, klitoris, vagina, dan leher rahim masing-masing mengaktifkan bagian otak yang sedikit berbeda. Daerah perineum juga dirangsang dalam proses rangsangan pada klitoris, vagina, atau leher rahim.
"Saat sesi bercinta mulai memanas, sentuhan menyebabkan gairah dan lobus medial depan otak menyala. Ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk memulai perilaku seksual," tulis laman Very Well Mind.
Saat mendekati orgasme, bukan hanya alat kelamin saja yang aktif. Otak kecil,bagian otak yang mengontrol gerakan tubuh, mengirimkan sinyal ke paha, bokong, dan perut untuk mulai menegang.
Ketegangan otot ini berkontribusi terhadap orgasme dengan meningkatkan aliran darah ke area tersebut dan meningkatkan aktivitas saraf. Pada gilirannya, hal ini mengirimkan sinyal kembali ke otak untuk terangsang.
Beberapa hal terjadi pada otak saat orgasme. Misalnya, klimaks mematikan bagian korteks orbitofrontal yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan, sehingga dapat menyebabkan perasaan tidak terkendali. Hal ini dapat mengakibatkan sensasi yang tampaknya tidak disengaja seperti berteriak lebih keras dari yang diharapkan pada saat klimaks atau sekadar perasaan lebih berani di ranjang.
NEXT: Hormon cinta
Setelah sesi klimaks berakhir, orgasme memberi sinyal pada sistem saraf parasimpatis untuk mati dan menenangkan tubuh. Otak juga memompa serotonin, yang bertanggung jawab atas suasana hati yang baik, relaksasi, dan rasa kantuk pasca berhubungan seks yang bisa membuat kita ingin tidur siang.
Baik pria maupun wanita dapat melepaskan oksitosin, meskipun wanita biasanya melepaskan lebih banyak hormon penghubung perasaan senang. Oksitosin dapat membantu menghilangkan rasa sakit, berpotensi membantu mengurangi sakit kepala setelah berhubungan seks atau mengurangi rasa sakit akibat hubungan seks yang lebih kasar.
Simak Video "Video: Mandi Air Dingin Disebut Bisa Redakan Ereksi Tanpa Orgasme"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)











































