Ngantukan dan Sering Sakit Kepala Karena Otak 'Melorot' ke Tulang Belakang

True Story

Ngantukan dan Sering Sakit Kepala Karena Otak 'Melorot' ke Tulang Belakang

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Minggu, 13 Des 2015 13:02 WIB
Ngantukan dan Sering Sakit Kepala Karena Otak Melorot ke Tulang Belakang
Foto: pareallife
Jakarta - Sejak umur empat tahun, Kai Diawne, diketahui mengidap Chiari malformation type 1. Kondisi ini tergolong langka.

Jadi, otak biasanya terletak di sebuah ruangan khusus yang ada di dalam tengkorak, persis di atas lubang yang berada di dasar tengkorak. Tapi pada pasien Chiari malformation, bagian otak, terutama yang paling bawah terdorong atau 'melorot' dan masuk ke kanal tulang belakang yang ada di bawahnya.

Dengan kata lain, tulang belakang pasien Chiari malformation tidak dapat menyangga otaknya sendiri. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah hal ini akan menekan bagian dasar otak dan menghambat laju cairan otak (cerebrospinal fluid atau CSF) keluar masuk organ penting ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chiari malformation, terutama yang type 1 sebenarnya tidak serius ataupun mematikan. Tetapi hal ini dapat memicu pening, sakit kepala, mati rasa di bagian tubuh tertentu, tinnitus, pandangan kabur, insomnia, dan depresi.

Baca juga: Tulang Tengkorak Bocah Ini Terlalu Kecil untuk Otaknya 

Dokter juga biasanya takkan mengoperasi pasien kondisi ini jika memang kondisinya tidak memburuk. Hal ini pulalah yang terjadi pada Kai setahun lalu. Kai bolak-balik mengeluh sakit kepala dan berubah jadi ngantukan.

Sang ibu, Michele Broadman khawatir sehingga ia meminta agar anaknya menjalani MRI scan. Di situlah dokter menemukan penekanan pada otak si kecil.

"Bahkan otaknya sudah tidak bisa mengeluarkan cairan. Keseimbangannya juga terganggu. Untungnya Kai tidak bergeming. Tiap jatuh dia langsung berusaha bangun lagi," tutur Michele seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (13/12/2015).

Operasi pertama pun digelar Januari lalu, yaitu untuk mengangkat tulang di tengkorak belakangnya. Upaya ini harus dilakukan demi mengurangi tekanan pada otaknya.

Karena muncul komplikasi berupa meningitis, Kai kemudian harus menjalani 8 kali operasi lagi dengan total durasi 20 jam untuk memastikannya benar-benar pulih.

Untuk keperluan operasi, Kai juga harus dirawat di Sheffield Children's Hospital selama enam pekan. Beruntung operasi itu berhasil, dan kini Kai telah dinyatakan pulih.

Bahkan begitu dokter memutuskan Kai boleh pulang, ia sudah bertekad untuk membantu anak-anak lain yang mengalami kesulitan seperti dirinya.

Sepulangnya dari rumah sakit, bocah yang baru berumur 9 tahun itu langsung memutuskan menggalang dana untuk Sheffield Children's Hospital. Kai rupanya punya cara unik untuk melakukannya, yaitu melakukan aksi tutup mulut selama 24 jam penuh.

Tak sia-sia, berkat upaya itu, Kai berhasil mengumpulkan dana sebesar 465 poundsterling atau sekitar Rp 9,8 juta untuk membantu anak-anak yang sakit seperti dirinya.

Baca juga: Penyakit Langka yang Bikin Orang Melek Sampai Tahunan  (lll/up)

Berita Terkait