Dengan kondisi tersebut dokter tidak bisa melakukan operasi pemisahan. Maria dan Consolata pun dirawat hingga dewasa oleh komunitas biarawati Consolata Sisters karena orang tuanya meninggalkan mereka setelah lahir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka anak yang baik dan sangat antusias. Mereka punya rencana bekerja membantu orang lain di komunitas. Mereka memang menderita tapi mereka bisa hidup dan ingin untuk tetap hidup," kenang salah satu biarawati, Jane Nugi, seperti dikutip dari CNN Selasa (5/6/2018).
dr Faith Kundy dari Iringa Regional Hospital mengatakan Maria dan Consolata meninggal pada Sabtu (2/6) lalu akibat masalah pernapasan. Sumbernya adalah kecacatan bawaan pada dada yang tidak bisa dioperasi.
Menurut dr Faith sudah jadi pencapaian keduanya mampu bertahan sampai usia 21 tahun. Laporan di jurnal Clinical Anatomy menyebut sekitar 60 persen kasus kembar siam biasanya berakhir pada keguguran atau meninggal di dalam rahim.
Tonton juga 'Mengapa Bayi Bisa Kembar Siam? Ini Penjelasannya':
(fds/up)











































