Salah satunya adalah Fony (27), bidan asal Sumbawa yang memberikan pelayanan pada masyarakat setempat. Untuk mencapai puskesmas tersebut, harus menempuh perjalanan sekitar dua jam dari pusat kabupaten dengan medan jalan yang masih rusak.
Wilayah terpencil yang ditempati Fony belum teraliri listrik. Beberapa rumah menggunakan panel surya untuk mendapatkan listrik meskipun hanya bisa digunakan pada pagi hingga sore hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bidan Fony, salah satu peserta program Nusantara Sehat. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth |
Selain belum teraliri listrik, sinyal telepon dan internet pun cukup sulit di dapat. Hanya di titik-titik tertentu saja yang bisa terjangkau sinyal.
Ditambah susahnya akses untuk mendapatkan air bersih. Menurut Fony, untuk mendapatkan air kerap terjadi baku rebut dengan desa-desa tetangga.
"Kadang air nggak jalan, karena ditutup di atas, baku rebut airnya. Jadi kalau desa sana yang ambil mereka yang buka. Kita kalau mau cari air tunggu malam baru dibuka," imbuh Fony.
Jalan menuju daerah tersebut pun masih terbilang cukup rusak. Medan yang berkelak-kelok dan terjal ditambah sisi samping tebing dan jurang membuat akses menuju ke sana tambah berat.
Namun Fony dan tenaga kesehatan lainnya masih tetap akan mengabdi pada masyarakat hingga masa kerjanya habis meskipun keadaannya cukup sulit.
Kondisi jalan di tempat bidan Fony bertugas. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth |












































Bidan Fony, salah satu peserta program Nusantara Sehat. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth
Kondisi jalan di tempat bidan Fony bertugas. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth