"Aku mengalami segalanya mulai dari infeksi sinus sampai masalah perut, kelelahan ekstrem hingga neuropati, serangan panik akut hingga depresi, dan daftarnya masih terus ada. Aku didiagnosis MS (multiple sclerosis), iritasi usus, masalah hormon, stres bahkan ketidakseimbangan mental. Aku dikatakan membual soal gejalaku," kisah Jennifer di situs Mind Body Green, dikutip pada Selasa (26/2/2019).
Sampai akhirnya pada tahun 2007, sebuah gigi lepas saat ia sedang menghadiri acara televisi. Setelah bertahun-tahun mengalami salah diagnosis dan berputar-putar dari setumpuk obat dan beberapa dokter hingga psikiater, ia menemukan dokter yang dapat mendiagnosisnya dengan benar.
Penyakitnya punya nama: celiac. Bahkan dokter menyebut kasusnya sudah termasuk yang terburuk dan sempat heran bagaimana Jennifer bertahan hidup karena hati dan ginjalnya sudah mengalami kerusakan hebat.
Menurut Celiac Disease Foundation, penyakit celiac merupakan gangguan autoimun yang menyebabkan usus kecil mengalami hipersensitivitas pada gluten. Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum-ganduman, seperti roti atau sereal.
Penyakit celiac bisa merusak sebagian usus kecil yang berfungsi untuk menyerap nutrisi, sehingga sulit bagi pengidapnya untuk mencerna makanan secara benar. Walau sering dikaitkan dengan masalah pencernaan, gejala gigi lepas dan rambut rontok yang dialami Jennifer bisa timbul juga, kemungkinan besar karena kekurangan nutrisi.
"Penyakit celiac bisa timbul dengan dua cara berbeda, yakni dengan gejala-gejala klasik, seperti masalah pencernaan, dan gejala non-klasik, seperti kelelahan, kehilangan rambut dan gigi, osteoporosis atau osteopenia (melemahnya tulang) dan ruam kulit," kata Abdullah Shanatwei, MD, ahli pencernaan dari Cleveland Clinic, dikutip dari SELF.
Kini berusia 43 tahun, perjalanan Jennifer untuk sembuh sangatlah panjang. Ia memulai bisnis toko roti, menulis kisahnya dalam buku berjudul 'Jennifer's Way' dan menyebarkan kepedulian tentang celiac sebagai advokasi hidupnya. Jennifer bersyukur dirinya tetap aktif selama 25 tahun tersebut, sehingga ia sanggup melawan penyakit tersebut.
"Sesuatu terjadi padamu saat kamu begitu lama tidak didengarkan. Jiwamu mulai mati perlahan, dan kamu percaya kata-katamu tak lagi penting. Aku di sini untuk memberitahumu bahwa hal itu tidak benar. Jika kamu merasakan sesuatu terjadi di tubuhmu yang kamu tahu bukanlah seperti yang mereka katakan padamu, kamu harus mengambil sikap sendiri," tulis Jennifer dalam bukunya.