"Terdiagnosis saat umur 1,5 tahun ketika belajar jalan. Namanya anak belajar jalan kan banyak jatuh ya, di pantatnya itu memar dan BAB nya kayak ada darahnya, juga ada pendarahan di gusi. Pada saat pendarahan di gusi, darahnya mengalir terus jadi pas dia ngedot, penuh darah," terang ibunda, Sukinah, kepada detikHealth, Kamis (4/3/2019).
Tidak lama setelah itu, akhirnya Emilio diperiksakan ke rumah sakit terdekat. Kemudian dirujuk ke Semarang dan dokter menyimpulkan kalau Emilio mengidap hemofilia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emilio saat ini harus memakai alat bantu berjalan karena penyakit hemofilia yang diidapnya membuatnya mengalami patah tulang karena tersandung. Bocah yang bercita-cita menjadi pilot ini bercerita bahwa dia tidak menyangka akan separah ini karena jatuhnya pun tidak terlalu parah.
"Kepleset di mushala, waktu itu nggak ngomong ke ibu. Takut dimarahin," kenang Emilio.
Sang ibu pun saat itu mengira Emilio hanya bengkak biasa dan tidak langsung membawa putranya ke rumah sakit. Penanganan pertama hanya dikompres pakai es dan diistirahatkan.
Sudah tiga tahun berlalu semenjak Emilio pertama kali menggunakan tongkat. Padahal, ia ingin sekali bermain bersama teman sebayanya.
"Pengin seperti temen biasa, bisa main. Waktu itu temen pada main bola tapi kakinya lagi sakit, yaudah deh nggak papa. Paling ngeliatin aja," tuturnya.
Emilio yang saat ini sedang menunggu jadwal operasi memiliki harapan yang sama seperti anak lainnya, bisa bebas bermain tanpa hambatan yang berarti.
"Bisa berjalan lurus tanpa tongkat, bisa salat dengan baik juga," pungkasnya.











































