Berdasarkan suatu kasus yang dilaporkan dalam BMJ Case Reports, ada seorang wanita berusia 46 tahun yang mengalami hal tersebut. Vulvanya bengkak dan keluar cairan kuning serta rasanya sangat menyakitkan.
Wanita yang tak disebut namanya itu pun mengalami dua kali salah diagnosis. Yang pertama didiagnosis infeksi jamur, dan lainnya folikulitis, suatu peradangan yang menyerang folikel kulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menjalani pemeriksaan lebih lanjut, dokter pun mendiagnosis wanita tersebut dengan pemfigus vulgaris, kelainan autoimun langka yang menyebabkan bagian organ intim wanita melepuh.
Menurut Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD), pemfigus vulgaris ditandai dengan keluarnya lendir di bagian organ intim dan lepuhan yang terasa sakit namun tidak gatal. Lepuh tersebut diisi dengan cairan bening, dan ketika pecah, itu bisa menyakitkan dan berbahaya, menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan protein, dan berpotensi menyebabkan komplikasi akibat infeksi.
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun genetik dan usia tua mememiliki kecenderungan untuk seseorang terkena penyakit ini. Meskipun belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan penyakit ini, pemfigus vulgaris bisa sembuh jika dideteksi lebih dini dan dirawat dengan benar.
"Kita dapat mengendalikan penyakit ke titik di mana pasien tidak memiliki apa pun yang terlihat pada kulit mereka dan dapat menjalani kehidupan sehari-hari mereka," kata Anthony Fernandez, MD, seorang dokter kulit di Cleveland Clinic, dikutip dari Health.
(wdw/up)











































