Idap Iktiosis Lameral, Kakak-Adik di Boyolali Kulitnya Bersisik Pecah-pecah

Idap Iktiosis Lameral, Kakak-Adik di Boyolali Kulitnya Bersisik Pecah-pecah

Ragil Ajiyanto - detikHealth
Jumat, 01 Okt 2021 21:03 WIB
Idap Iktiosis Lameral, Kakak-Adik di Boyolali Kulitnya Bersisik Pecah-pecah
Foto: Ragil Ajiyanto/detikHealth
Boyolali -

Dua orang anak di Boyolali ini mengidap kelainan pada kulitnya di sekujur tubuh. Kulitnya mengalami pecah-pecah dan bersisik. Dua anak ini pun tak tahan terhadap cuaca panas.

Kondisi ini dialami, Putri Raya (7) dan Hanafi (2), anak kedua dan ketiga pasangan Sutarmo (36) dengan Puji Handayani (36).

"(Diidap) Sudah sejak lahir," kata Sutarmo, ditemui di rumahnya Dukuh Kewengan, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jumat (1/10/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutarmo mengatakan, dari diagnosa dokter kedua anaknya tersebut menderita ichthyosis atau iktiosis lameral. Sudah dialami sejak lahir.

Kelainan tersebut mengakibatkan kulit Putri dan Hanafi, mengalami pecah-pecah dan bersisik di sekujur tubuhnya. Termasuk di kulit kepala, sehingga rambut tumbuhnya jarang-jarang. Kulitnya terlihat beberapa bagian mengelupas lembut.

ADVERTISEMENT

"Mungkin gatal, kalau sakit itu telapak kaki kan pecah-pecah," jelasnya.

Telapak kaki yang pecah-pecah juga keluar darah. Menurut Sutarmo, kedua anaknya tersebut juga tidak kuat cuaca panas. Jika kena kondisi cuaca panas dan berkeringat, mereka rewel.

"Kami sampai pindah-pindah rumah. Dulu lahir di tempat asal saya, di Wonogiri. Disana kan cuacanya panas. Pernah kos di Boyolali, tapi kan cuacanya panas disana. Sekarang disini, tempat nenek," katanya.

Di Dukuh Kewengen, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo ini, dia membangun rumah berukuran sekitar 6 x 5 meter. Rumah itu pun tampak sangat sederhana. Lantainya masih berupa jerambah atau lantai rabat.

Sedangkan di teras masih lantai tanah. Kemudian dinding rumah juga belum diplester. Masih terlihat terlihat bata ringan atau herbel. Di dalam rumah juga terlihat satu kipas angin untuk mengipasi kedua anak tersebut, jika cuacanya panas.

Sutarmo dan Puji Handayani memiliki tiga orang anak. Anak nomor satu, kondisinya normal. Yang mengalami kelainan kulit, anak nomor 2 dan 3.

"Saya kerja sebagai penjaga malam di SMKN 1 Mojosongo (Boyolali). Masih honorer. Kalau istri saya, ibu rumah tangga," imbuhnya.

Lebih lanjut Sutarmo mengemukakan, kondisi anaknya tidak kuat jika terkena cuaca panas. Namun, jika keinginannya sendiri bermain di lokasi panas sinar matahari, mereka tidak betah.

"Untuk berobatnya, dua minggu sekali ke Rumah Sakit Dr. Moewardi Solo. Besok tanggal 6 Oktober kesana. Biayanya pakai BPJS," terang dia.

Untuk berobat ke RS Moewardi itu, kini ada relawan yang mengantarkan menggunakan mobil ambulans. Karena kalau menggunakan sepeda motor, anaknya rewel karena tidak kuat panas.

"Dulu pakai sepeda motor, karena punyanya itu. Anaknya rewel, kepanasan. Jadi di SPBU berhenti cari air, berangkat lagi. Di SPBU berhenti lagi cari air, agar dingin (tubuh anaknya)," sambungnya.

Sementara itu Satlantas Polres Boyolali memberikan bantuan untuk memperbaiki lantai rumah keluarga Sutarmo. Satlantas memberikan bantuan keramik, berikut pasir dan semen.

Kasatlantas Polres Boyolali, AKP Yuli Anggraeni, mengatakan bantuan ini diserahkan dalam rangka operasi patuh candi 2021. Pihaknya memberikan bantuan untuk perbaikan lantai rumah dengan dikeramik.

"Bantuan yang kita berikan kita keramik, kita aci rumahnya, kita bikin rumahnya layak untuk dihuni kedua putri. Karena dengan kelainan kulitnya itu dan kondisi rumah saat ini anaknya merasa kepanasan. Maka segera kita perbaiki demi kenyamanan anak-anaknya tersebut," kata AKP Yuli Anggraeni saat memberikan bantuan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Vaksin Booster Kedua di Kota Yogyakarta Sasar 46 Ribu Lansia"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait