Geli! Ada Banyak Cacing Merayap di Bawah Kulit Pria Ini

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 12 Apr 2023 10:00 WIB
Seorang pekerja di pengolahan limbah Spanyol mengalami infeksi cacing gelang yang sangat parah. (Foto: The New England Journal of Medicine)
Jakarta -

Sebuah kasus yang tak biasa dipublikasikan di The New England Journal of Medicine. Kasus tersebut mengungkapkan seorang pria dari Spanyol berusia 64 tahun, mengalami infeksi cacing gelang yang sangat parah. Ruam yang tampak menyebar di seluruh tubuh pria tersebut disebabkan oleh cacing yang merayap di bawah kulitnya.

Sebelumnya, pria tersebut didiagnosis mengidap kanker paru-paru metastatik dan perlu dirawat di rumah sakit lantaran kanker sudah menyebar ke tulang belakang.

Selama di rumah sakit, dokter memberinya glukokortikoid dosis tinggi, kelas steroid yang melawan peradangan dan kadang-kadang digunakan pada pasien kanker untuk membantu efek samping kemoterapi atau pengobatan kanker tertentu.

Empat hari setelah menerima glukokortikoid, pria tersebut mengalami ruam berupa garis merah bergelombang di sekujur tubuhnya, disertai dengan gejala diare ringan, menurut penulis jurnal tersebut dari Rumah Sakit Universitario 12 de Octubre di Madrid, Spanyol.

Ruam tersebut awalnya muncul dari sekitar anus dan menyebar dengan cepat ke batang tubuh dan anggota badan. Dokter menandakan beberapa ruam dengan pena, dan 24 jam kemudian, mereka mengamati sesuatu yang mengganggu. Ternyata ruam tersebut telah bermigrasi dari lokasi aslinya. Dengan kata lain, ada sesuatu yang merayap di bawah kulitnya.

Ketika diperiksa lebih lanjut, tinja pria itu dinyatakan positif untuk sejenis cacing gelang yang disebut Strongyloides stercoralis. Cacing gelang ini ditemukan di seluruh dunia, tetapi paling umum di daerah tropis, subtropis, dan di daerah beriklim hangat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Larva ini juga hidup di tanah, sehingga orang biasanya terinfeksi melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan kotoran.

Ketika larva bersentuhan dengan kulit manusia, mereka dapat menembus kulit dan bermigrasi melalui tubuh ke usus kecil, tempat mereka menggali dan bertelur.

Telur menetas di dalam usus, dan sebagian besar larva dikeluarkan melalui tinja. Akan tetapi, beberapa dapat menginfeksi kembali inang melalui proses yang dikenal sebagai 'infeksi otomatis'. Ini terjadi ketika larva yang menetas menggali ke dalam dinding usus atau menembus kulit di sekitar anus.

Kebanyakan orang yang terinfeksi S stercoralis umumnya tidak mengalami gejala. Namun beberapa mungkin mengalami gejala non-spesifik seperti sakit perut, mual, diare atau sembelit, serta ruam saat cacing memasuki kulit.

Infeksi seperti ini dapat mengancam jiwa, khususnya pada orang yang menggunakan obat steroid untuk menekan sistem kekebalan tubuh.

Perawatan pria itu dengan glukokortikoid membuatnya rentan terhadap bentuk infeksi serius ini, yang dikenal sebagai sindrom hiperinfeksi strongyloides. Dalam bentuk ini, siklus hidup cacing dipercepat, menyebabkan jumlah cacing yang jauh lebih banyak di dalam tubuh daripada dalam kasus biasa, menurut sebuah makalah tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology dan Hepatology.

Sindrom hiperinfeksi juga dapat menyebabkan penyebaran cacing ke paru-paru, hati, otak, jantung, dan saluran kemih, serta dapat menyebabkan kematian hingga 80 persen kasus karena diagnosis sering tertunda.

Untungnya, pria itu langsung menerima pengobatan segera dengan obat khusus infeksi cacing tersebut.

"Setelah pengobatan dengan Ivermectin oral, ruam dan diare pasien mereda," klaim seorang juru bicara rumah sakit.



Simak Video "Video Relawan Sebut Kasus Raya Satu di Antara Ribuan Kasus Lainnya"

(suc/vyp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork