Kisah Kembar Identik Kompak Bergejala, Padahal Cuma Satu yang Kena Kanker

Kisah Kembar Identik Kompak Bergejala, Padahal Cuma Satu yang Kena Kanker

Dinda Zahra Ghaisani Usdi - detikHealth
Rabu, 19 Apr 2023 07:40 WIB
Kisah Kembar Identik Kompak Bergejala, Padahal Cuma Satu yang Kena Kanker
Sepasang kembar identik mengalami gejala yang sama padahal tidak semua sakit (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Dua kembar identik di Inggris, Sophie dan Megan Walker, sama-sama mengalami gejala kanker yang sama, meskipun hanya satu dari mereka yang benar-benar mengidap penyakit tersebut.

Sophie didiagnosis dengan tumor ginjal pada 25 Oktober 2017 saat dirinya berusia 10 tahun. Dalam enam tahun sejak didiagnosis, dirinya telah mengalami remisi tiga kali, tetapi kambuh kembali pada bulan Desember.

Ketika saudara kembarnya kambuh, Megan meminta untuk dilakukan pemindaian MRI. Nyatanya, hasil tidak menunjukkan penyakit apapun dalam dirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsultan memberitahu saya bahwa itu hanya 'hal kembar' yang menurut saya sangat aneh. Saya belum pernah mendengar ada saudara kembar identik yang sakit pada saat yang sama, padahal salah satunya bahkan tidak sakit," ujar Rebecca Walker, ibu dari gadis 16 tahun ini.

Ketika Sophie sakit, orang-orang di sekitarnya mengomentari betapa Megan terlihat sakit sepanjang waktu, bahkan lebih pucat daripada kembarannya.

ADVERTISEMENT

"Setiap tes telah dilakukan padanya, dan sama sekali tidak ada yang salah dengannya. Ini sangat aneh," lanjutnya.

Diketahui, Sophie mengidap tumor wilms. Ini adalah jenis kanker ginjal pada anak-anak yang paling sering menyerang mereka yang berusia di bawah lima tahun. Penyakit ini dinamai dari orang yang pertama menemukannya, Dr Max Wilms.

Sophie didiagnosis penyakit ini setelah mengalami kram perut. Dia pun menjalani kemoterapi dan operasi selama empat minggu untuk mengangkat tumor. Setelah 27 minggu melakukan kemoterapi, Sophie mengalami remisi pada April 2018.

Namun, pada Januari 2020, MRI menunjukkan sesuatu yang mengkhawatirkan di tulang punggungnya. Dokter melaporkan bahwa jarum yang dimasukkan ke dalam tumor telat copot dan menyebarkan sel kanker.

Pandemi COVID-19 pun membuat perawatan lebih lanjut tertunda, tetapi Sophie kembali remisi pada Januari 2021. Dia kemudian kambuh pada Desember tahun itu, dan menjalani kemoterapi hingga Mei 2022.

Pada bulan November, Sophie mengalami remisi untuk ketiga kalinya tetapi setelah pemeriksaan sebulan kemudian, dokter mengatakan hasilnya 'tidak baik'. Namun, tim konsultan mengatakan dia akan dapat mengoperasi tumor di tulang punggungnya.

Terlepas dari berita baik ini, Sophie masih berjuang dengan kecemasan dan depresi. Hal serupa juga dialami Megan. Saudara kembar ini memiliki delapan saudara kandung. Sementara yang lebih tua merawat yang lebih muda di rumah, Megan akan tinggal di rumah sakit bersama Sophie, terkadang sampai jam 3 pagi.

Fenomena anak kembar ini sebenarnya telah ditepis oleh para ahli ketika membahas kisah serupa. Akan tetapi, mereka menyebutkan bahwa anak kembar memiliki empati yang kuat satu sama lain sehingga hal ini bisa menjelaskan reaksi fisik yang dialami kembaran lainnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait