Geger Nenek Gedor Peti Mati usai Dinyatakan Meninggal, Fenomena Lazarus Syndrome?

Geger Nenek Gedor Peti Mati usai Dinyatakan Meninggal, Fenomena Lazarus Syndrome?

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 14 Jun 2023 12:31 WIB
Geger Nenek Gedor Peti Mati usai Dinyatakan Meninggal, Fenomena Lazarus Syndrome?
Geger nenek yang gedor peti mati setelah dinyatakan meninggal. (Foto ilustrasi: AP/Valeria Ferraro)
Jakarta -

Kabar seorang nenek berusia 76 tahun hidup lagi setelah dinyatakan meninggal bikin geger. Lansia itu sempat dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit namun ditemukan masih hidup ketika peti jenazahnya dibuka.

Bella Montoya kembali sadar saat acara duka diadakan di kota Babahoyo pada hari jumat. Dalam sebuah video yang beredar, petugas medis dia terlihat jelas bernapas saat dikeluarkan dari peti mati dan ditempatkan di atas tandu.

"Tangan kirinya memukul sisi peti mati, dan peti tersebut langsung bergetar," ucap anak Montoya, Gilbert Balberan, dikutip dari NYPost.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita berusia lanjut itu sempat dinyatakan meninggal akibat henti jantung oleh tim medis. Dia disebut mengalami gagal kardiorespirasi hingga menyebabkan katalepsi.

Fenomena 'bangkit' dari kematian ini termasuk langka di dunia medis. Kemungkinan penyebabnya selalu sulit ditentukan. Namun, salah satu kondisi yang menjelaskan fenomena ini adalah Lazarus syndrome.

ADVERTISEMENT

Apa itu Lazarus Syndrome?

Laman Medical News Today mencatat lazarus syndrome sebagai kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) yang tertunda setelah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dihentikan. Artinya, seseorang yang dinyatakan meninggal setelah detak jantungnya terhenti, kembali mengalami aktivitas jantung yang mendadak.

Istilah lazarus syndrome sebenarnya diambil dari kisah dalam kitab suci, tentang seseorang bernama Lazarus, yang dibangkitkan lagi setelah 4 hari meninggal.

Sejak 1982, ketika fenomena Lazarus pertama kali dijelaskan dalam literatur medis, setidaknya ada 38 kasus yang dilaporkan.

Laporan yang dibuat oleh Vedamurthy Adhiyaman dan rekannya pada 2007 itu mengungkapkan, sekitar 82 persen dari kasus Lazarus syndrome hingga saat ini disebabkan oleh ROSC yang terjadi 10 menit setelah CPR dihentikan. Lalu, 45 persen di antaranya mengalami pemulihan neurologis yang baik.

Next: Penyebab Lazarus Syndrome

Penyebab Lazarus Syndrome

Beberapa peneliti berpendapat bahwa fenomena Lazarus mungkin disebabkan oleh penumpukan tekanan di dada yang disebabkan oleh CPR. Setelah CPR dihentikan, tekanan ini secara bertahap dapat dilepaskan dan memulai kembali kerja jantung.

Teori lain adalah tertundanya tindakan pengobatan yang digunakan sebagai bagian dari upaya resusitasi, seperti adrenalin.

"Ada kemungkinan bahwa obat yang disuntikkan melalui vena perifer tidak dialirkan secara terpusat karena gangguan aliran balik vena, dan ketika aliran balik vena meningkat setelah menghentikan hiperinflasi dinamis, pemberian obat dapat berkontribusi untuk mengembalikan sirkulasi," jelas Adhiyaman dan rekan.

Hiperkalemia, kondisi ketika kadar kalium dalam darah terlalu tinggi, adalah penjelasan lain yang dimungkinkan untuk fenomena Lazarus, karena dikaitkan dengan ROSC yang tertunda.

Selain itu, masih banyak teori lain yang diusulkan sebagai penyebab dari Lazarus syndrome, seperti hiperkalemia misalnya. Namun, karena kasus Lazarus syndrome masih sangat sedikit yang dilaporkan, cukup sulit untuk mengungkap mekanisme pasti di balik kondisi ini.

Halaman 2 dari 2
(kna/naf)
Fenomena Lansia Hidup Lagi
7 Konten
Seorang wanita lansia Bella Montoya (76) sempat dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit akibat diduga stroke. Ia kemudian ditemukan masih hidup oleh pihak keluarga setelah peti matinya dibuka.

Berita Terkait