Seorang wanita di Israel mengalami broken heart syndrome atau sindrom patah hati setelah mengonsumsi wasabi.
Dikutip dari IFL Science, mulanya wanita berusia akhir 60-an ini sedang menghadiri pesta pernikahan. Kemudian, wanita tersebut mengonsumsi satu teh pasta hijau yang ia kira adalah alpukat.
Menurut penelitian British Medical Journal (BMJ) tahun 2019, wanita itu kemudian memakan pasta tersebut tanpa mengetahui itu adalah wasabi. Lima menit kemudian, wanita yang tidak disebutkan identitasnya ini mengalami nyeri dada yang menjalar hingga ke lengannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasa sakit itu berlangsung selama beberapa jam dan akhirnya mereda setelah pesta selesai. Namun, keesokan harinya rasa sakit itu kembali lagi. Wanita tersebut memutuskan untuk menemui dokter karena ia merasa tidak nyaman dan lemah. Setelah melakukan pengecekan, wanita tersebut didiagnosis mengalami 'sindrom patah hati'.
Dikutip dari Mayo Clinic, 'sindrom patah hati' adalah penyakit jantung yang disebabkan stres dan emosi yang ekstrem. Sindrom ini juga dapat dipicu oleh penyakit fisik serius atau operasi. 'Broken heart' syndrome dikenal juga sebagai takotsubo cardiomyopathy, stress cardiomyopathy, dan apical ballooning syndrome.
"Takotsubo cardiomyopathy, juga dikenal sebagai 'sindrom patah hati', adalah disfungsi ventrikel kiri yang biasanya terjadi pada wanita yang lebih tua setelah stres emosional atau fisik yang intens secara tiba-tiba," ungkap penulis dalam laporan, dikutip dari IFL Science, Jumat (16/6/2023).
Kondisi ini mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh sistem yang menyebabkan gejala mirip dengan serangan jantung. Umumnya, sindrom ini disebabkan oleh tekanan psikologis atau fisik yang parah.
Kasus wanita Israel ini diduga disebabkan oleh konsumsi wasabi. Penelitian sebelumnya mencatat sindrom ini dipicu oleh anafilaksis (reaksi alergi yang serius) dari konsumsi makanan tertentu.
"Sejauh pengetahuan kami, ini adalah laporan pertama dari kardiomiopati takotsubo yang dipicu oleh konsumsi wasabi," kata penulis dalam penelitian tersebut.
Untungnya, wanita tersebut pulih dengan baik setelah menjalani pengobatan ACE inhibitor dan beta blocker. Dia dipulangkan dan pulih sepenuhnya dalam waktu satu bulan.
(hnu/suc)











































