Seorang influencer kebugaran didiagnosis mengidap kanker langka yang mematikan. Pria bernama Lee Troutman dari Atlanta, Georgia, itu didiagnosis menderita limfoma non-Hodgkin stadium akhir pada tahun lalu.
Awalnya, Troutman mengira dirinya hanya merasa lelah karena terlalu banyak melakukan kegiatan. Ia sering mengalami keringat malam, kelelahan, dan sakit di bagian liver.
Sebelum mengetahui diagnosis penyakitnya, Troutman yang saat itu berusia 20 tahun selalu berolahraga 12 jam sehari. Ia juga melatih kliennya sebagai instruktur kebugaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat dokter mengetahui ada kanker di dalam tubuhnya, Troutman tidak bisa berjalan, berbicara, atau makan. Dia juga kehilangan separuh dari berat badannya hanya dalam waktu dua bulan.
"Para dokter tidak mengira saya akan selamat," kata Troutman yang dikutip dari Daily Mail, Jumat (8/9/2023).
Saat pertama kali memeriksakan diri ke dokter pada Oktober 2021, Troutman didiagnosis menderita mononukleosis atau 'mono' yang disebabkan oleh virus Epsein-Barr (EBV).
Kemudian, setelah beberapa kali menjalani tes, dokter menemukan adanya limfohistiositosis hemophagocytic (HLH). Itu merupakan suatu reaksi sistem kekebalan yang dapat menyebabkan organ mati, serta limfoma non-Hodgkin (NHL).
NHL adalah sejenis limfoma, kanker getah bening jaringan pelawan penyakit tubuh, yang meliputi limpa, sumsum tulang, kelenjar getah bening dan kelenjar timus.
Penyakit ini dapat terjadi di bagian tubuh manapun. Namun, biasanya tanda pertama adalah pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar leher.
Dikutip dari Mayo Clinic, tanda lainnya bisa berupa:
- Sakit perut atau bengkak
- Nyeri dada
- Batuk
- Kesulitan bernapas
- Kelelahan terus-menerus
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Namun, kasus Troutman sangat parah. Kanker telah menyebar ke keempat lobus otaknya, batang otak, tulang belakang, hati, tulang rusuk, dan pinggul.
"Saya dan ibu menemukan seorang dokter yang setuju untuk menangani kasus saya. Dia memberi harapan dengan peluang lima persen untuk bertahan hidup,' katanya," jelas Troutman.
"Dia mengatakan jika ingin selamat dari limfoma dan pengobatan kanker yang agresif, saya memerlukan transplantasi sumsum tulang. Dan setelah itu, saya punya peluang 70 persen untuk lolos," sambungnya.
Troutman menjalani transplantasi sumsum tulang ketika paru-parunya rusak dua kali. Dia dipasangi ventilator dan diberi selang makanan.
Setelah ventilator dilepas, Troutman menghabiskan waktu berbulan-bulan di rehabilitasi untuk mendapatkan kembali berat badan dan massa ototnya, sambil tetap menjalani kemoterapi, agar cukup kuat untuk menjalani operasi.
Dia memperkirakan dia menjalani setidaknya 50 trombosit dan transfusi darah serta lebih banyak perawatan kemo daripada yang bisa dihitung.
"Selama masa ini, saya belajar kembali bagaimana melakukan hampir semua hal, mulai dari berjalan hingga makan," ujar Troutman.
"Pada saat itu saya tidak ingat pengobatannya, tapi melihat ke belakang, ini sangat melelahkan," lanjutnya.
Pada Mei 2022, Troutman akhirnya menerima transplantasi sumsum tulang dari donor yang tidak disebutkan namanya. Setelah itu, dia menghabiskan 200 hari di karantina dan meminum 63 obat setiap hari untuk memastikan transplantasinya tidak ditolak.
Kini Troutman dalam masa remisi dan menjalani tes rutin, serta janji tindak lanjut untuk memastikan kankernya tidak kembali. Ia juga mulai menjalani olahraga, terutama gym yang menjadi favoritnya.











































