Cerita Pria Obes 298 Kg, Kena Penyakit Serius-Hampir Dibawa ke Kebun Binatang

Cerita Pria Obes 298 Kg, Kena Penyakit Serius-Hampir Dibawa ke Kebun Binatang

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 09 Okt 2023 09:31 WIB
Cerita Pria Obes 298 Kg, Kena Penyakit Serius-Hampir Dibawa ke Kebun Binatang
Foto ilustrasi: detikcom/Thinkstock
Jakarta -

Seorang pria obesitas di Inggris menceritakan kisahnya yang diduga mengalami pembekuan darah. Bukannya dibawa ke rumah sakit, para dokter yang menanganinya malah mempertimbangkan untuk mengirimnya ke kebun binatang. Semua gegara bobot badannya yang terlalu besar.

Pria tersebut adalah Jason Holton, yang memiliki BB mencapai 298 kg. Ia diberitahu bahwa satu-satunya mesin yang mampu menahan tubuh besarnya saat jantung dan paru-parunya diperiksa, adalah mesin yang digunakan oleh dokter hewan.

"Tubuhku membengkak seperti 'Nutty Professor'," katanya yang dikutip dari The Sun, Senin (9/10/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Nutty Professor sendiri merupakan sebuah film tahun 1996, yang menceritakan seorang pria gemuk yang tidak sehat menciptakan ramuan pelangsing instan. Namun, ramuan itu membuat tubuhnya semakin membesar.

Petugas medis yang menangani Jason menduga bahwa ia mengalami pembekuan darah dan organ dalamnya hampir rusak. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan hampir mati karena tubuhnya semakin membesar.

ADVERTISEMENT

"Saya hampir mati dan yakin saya akan mati," kata pria 33 tahun itu.

"Perawatan dengan suntikan adalah satu-satunya pilihan yang tersisa bagi saya, jadi harus mencobanya. Saya tidak bisa berada di tempat tidur selamanya. Saya tidak ingat kapan terakhir kali berjalan, ini sangat buruk," jelasnya.

Perjuangan Jason melawan obesitas di akhir masa remajanya, saat ia kecanduan makanan cepat saji. Pada Oktober 2020, ia mendadak menjadi berita utama di Inggris saat organ tubuhnya mulai rusak.

Untuk mengevakuasinya, Jason harus ditarik dari flat dua kamar tidur ibunya di Camberley, Surrey, yang melibatkan 30 petugas pemadam kebakaran.

Kondisinya semakin parah pada Januari lalu saat mengalami masalah kesehatan yang serius. Di bulan Juli, ia mengalami serangkaian serangan jantung ringan.

Diketahui, Jason juga merokok lebih dari 30 batang rokok dan minum 2,5 liter jus buah ditambah lima kaleng minuman bersoda bebas gula setiap hari.

Dia menghabiskan dua bulan di Rumah Sakit Frimley Park, di mana harus diangkut melalui ambulans yang disesuaikan secara khusus. Diputuskan oleh NHS bahwa dia akan dipindahkan ke panti jompo swasta di London.

"Saya merasa seperti seorang narapidana di panti jompo. Saya tidak punya kebebasan, saya adalah tawanan mereka," beber Jason.

"Jika saya ingin merokok, saya harus keluar rumah, dan itu tidak mungkin. Saya malah meminta air dan mereka sering menolak memberikannya kepada saya."

Setelah dirawat di rumah sakit selama 2 bulan, Jason cukup sehat untuk kembali ke rumah pada bulan Maret. Tapi dia menolak untuk kembali ke panti jompo.

Dia mengaku telah mengurangi asupan makanannya dan makanan utamanya sekarang terdiri dari sereal dan sandwich ham atau telur-mayo tiga kali sehari. Seminggu sekali, dia memanjakan dirinya dengan dua kue ikan dan kacang polong lembek dari tempat setempat.

Namun, saat itu dia masih merokok sebungkus rokok sehari dan minum tiga liter jus buah yang mengandung sekitar 300 gram gula. Itu 10 kali lipat dari asupan yang direkomendasi NHS.

"Saya mencoba berhenti merokok beberapa kali tetapi sulit. Saya memiliki kepribadian yang membuat ketagihan dan saya tidak punya banyak hal untuk dilakukan sepanjang hari," kata Jason.

"Tapi, sekarang saya akan melakukan apa saja untuk bangun dari tempat tidur dan mulai berjalan lagi," sambungnya.

Meski kondisinya masih belum mengalami perubahan yang besar dan terus menangis setiap malam, Jason merasa sangat optimis bisa kembali normal. Salah satunya dengan suntikan penurun berat badan.

"Mereka (petugas medis) mengatakan jika saya bisa menurunkan berat badan dalam jumlah yang cukup, ada kemungkinan saya bisa mendapatkan kembali mobilitas saya," ungkap Jason.

"Saya yakin suntikan ini adalah kesempatan terakhir saya untuk menyelamatkan hidup saya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sao/vyp)

Berita Terkait