Kisah Istri Dubes Idap Kanker Tiroid Sambil Besarkan Putri Kembar Autistik

Sudrajat - detikHealth
Senin, 30 Okt 2023 11:01 WIB
Lita Ridwan Hassan bersama Izzata (kiri) dan Izzati (kanan). Foto: Dok. Lita Ridwan Hassan
Jakarta - Ketika Izzata dan Izzati memasuki usia 2,5 tahun, Lita Ridwan Hassan (54 tahun), sudah curiga ada yang tidak biasa dengan putri kembarnya tersebut. Selain pola tidur dan makannya tidak biasa, si kembar yang lahir di Tokyo, 28 Desember 2000 itu juga sering menangis. Namun setiap kali konsultasi ke dokter anak di Tokyo, Lita diyakinkan bahwa si kembar baik-baik saja.

Pada akhir 2003, dia kembali ke Indonesia. Di awal 2004, Lita membawa kedua putrinya ke klinik tumbuh kembang anak di Jakarta Selatan. "Dokter mendiagnosis Izzata dan Izzati mengidap Mild Autism. Dalam kurun waktu yang sama saya juga didiagnosis terkena kanker tiroid," kata Lita saat berbincang dengan detikHealth di Jakarta Convention Center, Minggu (19/10/2023) sore.

Total untuk penyembuhan tiroidnya, Lita menjalani tiga kali treatment, yakni pada 2004, 2010, dan 2012. Setelah itu dia dinyatakan bersih dari kanker dan sehat waláfiat sampai hari ini. "Saya sakit ketika suami masih middle diplomat, belum berada di pucak pimpinan," ujar Lita.

Dengan sokongan penuh sang suami, Ridwan Hassan, beserta keluarga besarnya, dia mulai menghimpun sebanyak mungkin informasi seputar autistic. Kemudian dia juga antara lain membaca buku 'Children with Starving Brains: A Medical Treatment Guide for Autism Spectrum Disorder'. Di buku itu, Jaquelyn McCandless, MD menceritakan pengalaman cucunya yang autistic dengan menjalani biomedical treatment.

"Izzata dan Izzati juga menjalani multiple therapy. Mereka pernah mengkonsumsi 17 suplemen setiap hari untuk mengeluarkan racun dari tubuhnya," tutur Lita.

Memasuki usia 4 tahun, Izzati menunjukkan perkembangan lebih baik. Dia terlihat mulai senang membuat corat-coret seperti benang kusut. Namun lamban laun gambar yang dibuatnya mulai lebih terbentuk.

Beberapa bulan menjelang sang suami mendapat tugas ke lingkungan KBRI di Washington DC, Lita mengirim si kembar ke klinik untuk menjalani terapi khusus agar mereka bisa membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris. Hal ini sebagai bekal agar Izzata dan Izzati relatif dapat mengikuti saat sekolah di Amerika Serikat (AS).

Si kembar Izzati (kacamata) dan Izzata. Foto: Dok. Lita Ridwan Hassan

Ada drama yang membekas dalam diri Lita terkait upayanya merawat dan membesarkan si kembar. Saat akan menuju AS, tiba-tiba Izzata menangis kejer. Tantrum. Padahal dalam hitungan menit pesawat yang berpenumpang ratusan orang itu harus segera lepas landas. Lita pun disarankan untuk tetap di ruang tunggu dan tidak memaksakan diri ikut dalam penerbangan bila tak mampu segera menenangkan Izzata. Karena tersudut, Lita akhirnya meminta agar suaminya yang telah lebih dulu masuk kabin dipanggil. Ridwan Hassan pun akhirnya menjelaskan kondisi Izzata. Dia juga 'buka kartu' bahwa keberangkatannya bersama keluarga ke AS tidak untuk pelesiran tapi menunaikan tugas negara. Penjelasan tersebut dapat diterima, para penumpang pun memaklumi.

"Selama 7 jam pertama penerbangan saya harus menggendong Izzata. Tak bisa melakukan hal lain tak kecuali ke toilet," tutur Lita. Sikap dan perlakuan awak kabin pun berubah lebih ramah dan ikut membantu mengajak komunikasi Izzata agar lebih tenang.

Saat di AS, khusus Izzati tak cuma mendapat pelajaran dasar tapi juga mendapatkan kelas khusus melukis. Hasilnya, di usia 8 tahun dia sudah bisa membuat desain interior, t-shirt, scarf dan lainnya melalui perangkat komputer. Bahkan untuk ulang tahunnya yang ke-10, dia membuat desain kue dan tata ruangan untuk merayakannya bersama keluarga. Lain lagi dengan Izzata yang lebih fokus ke masak-memasak. "Kalau dia cermat sekali mengikuti resep-resep memasak," imbuh Lita.

Sejak awal November 2020, Lita bersama keluarganya tinggal di Doha mengikuti sang suami yang menjadi dubes RI untuk Qatar. Si kembar dikirim ke HOPE Center. Sekolah ini seperti pusat pembelajaran untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Karena itu programnya lebih ke life skill dan penanganannya lebih individual. Di sekolah itu Izzati juga mengikuti program akademik reguler open schooling setingkat SMA dan baru saja lulus.

"Izzati pernah kolaborasi dengan para pelukis dari Funun Art dan sudah pernah ikut Exhibition di World Trade Center Dubai," kata Lita.

Sejak pekan lalu dia sengaja pulang ke Jakarta untuk mewakili Izzati karena lukisan bunga Senduduk (Melastoma malabathricum) dan krisan (Chrysanthemum) digunakan oleh Elzatta sebagai motif scarf dan busana muslimah. Sejak lulus SMP, kata Lita, Izzata dan Izzati meminta untuk mengenakan hijab seperti dirinya.

Lita Ridwan Hassan dengan latar scarf bermotif lukisan bunga karya Izzati Foto: Sudrajat / detikcom



Simak Video " Video: Trump Sebut Mengonsumsi Tylenol Bisa Mengakibatkan Autisme"


(jat/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork