Nasib pilu dialami oleh seorang ibu bernama Kristin Fox (42) di Ohio, Amerika Serikat, yang harus kehilangan kaki dan tangannya setelah mengidap flu. Semua berawal pada Maret 2020 menjelang pandemi COVID-19 muncul.
Ia merasakan sakit tenggorokan dan beberapa kemudian kondisinya memburuk. Dokter menyebut ia mengalami flu dan memberi ia obat untuk dikonsumsi di rumah. Namun, keesokan harinya Fox tidak bisa bangun dari sofa.
"Saya merasa seperti sekarat," ucap Fox dikutip dari NY Post, Rabu (15/11/2023).
Seorang teman perawat yang mengetahui kondisinya datang untuk memeriksa tekanan darah dan kadar oksigen Fox. Hasilnya sangat rendah dan temannya itu memutuskan untuk membawa Fox ke rumah sakit kecil terdekat.
Dokter mengatakan bahwa Fox mengalami pneumonia akibat bakteri yang menyebabkan kegagalan organ. Ginjal Fox mati dan salah satu paru-parunya mengalami kerusakan.
"Dalam waktu 30 menit saya menggunakan ventilator dan mereka mengatakan saya mungkin tidak akan bisa bertahan," cerita Fox.
Ada yang tidak disadari oleh Fox mengenai kondisi tubuhnya. Tim dokter menuturkan bahwa ia sudah mengalami syok septik. Kondisi tersebut merupakan infeksi yang mengancam jiwa yang menyebabkan kegagalan organ dan penurunan tekanan darah.
Pada 26 Maret, tim dokter memberitahu keluarga bahwa mereka harus mengamputasi kaki Fox. Langkah tersebut perlu dilakukan untuk menjaga organnya tetap hidup. Keesokan harinya, kaki Fox diamputasi hingga bagian bawah lututnya.
Beberapa hari setelah operasi tersebut, kondisi lengan Fox juga mengalami perburukan. Namun, tim dokter memutuskan untuk menunggu selama dua minggu kemudian untuk melakukan amputasi pada lengan Fox.
Setelah operasi, Fox perlahan sadar dari komanya. Ia mengaku bingung masih menggunakan ventilator dan tidak mengetahui soal pandemi COVID-19 yang tengah terjadi saat itu. Meskipun begitu, dalam 72 jam Fox sudah bisa bernapas tanpa ventilator dan dokter mengeluarkannya dari ICU.
Kondisi Fox sempat membaik dan perawatan dilanjutkan dengan terapi fisik. Terapi intensif dilakukan selama enam minggu dengan durasi tiga jam per hari. Tak lama kemudian ia mengalami perburukan pada paru-paru dan dokter harus memasang selang di dadanya. Kemudian, Fox kembali menjalani terapi selama enam minggu lagi.
Pada Oktober 2020, Fox mendapatkan prostetik untuk lengan dan kakinya.
"Itu adalah perjalanan yang sangat besar. Itu seperti percobaan-percobaan mengenai apa yang berhasil dan apa yang tidak," ujarnya.
Saat ini kondisi Fox jauh lebih baik. Ia memutuskan untuk hanya menggunakan prostetik pada kakinya saja.
"Saya tak menggunakan prostetik lengan sama sekali. Saya belajar untuk hidup tanpanya, ini lebih mudah. Saya bahkan bisa mengemudi tanpa prostetik lengan," pungkasnya.
Simak Video "Video: 130 Ribu Unggas di Peternakan Jerman Dimusnahkan Imbas Flu Burung"
(avk/vyp)