Ibu 4 Anak 2 Tahun Idap Long COVID Parah, Tersiksa sampai Ingin Mati

Ibu 4 Anak 2 Tahun Idap Long COVID Parah, Tersiksa sampai Ingin Mati

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 04 Des 2023 11:00 WIB
Ibu 4 Anak 2 Tahun Idap Long COVID Parah, Tersiksa sampai Ingin Mati
Kisah wanita mengidap Long COVID. (Foto: Facebook Kelly Louise Smith-may)
Jakarta -

Seorang ibu empat anak di Gloucestershire, Inggris bernama Kelly Louise (39) telah menghabiskan waktu 18 bulan terakhir di atas tempat tidur setelah mengidap COVID-19 di Desember 2021. Kondisinya berangsur-angsur memburuk hingga ia tidak bisa melakukan apapun termasuk mengurus anak-anaknya.

Kelly Louise kini sedang menggalang dana 10 ribu pounds (Rp 195,6 juta) untuk melakukan perjalanan ke fasilitas bantuan pasien sekarat untuk melakukan 'bunuh diri medis' di Swiss setelah mendapatkan restu keluarganya.

Sang suami, Stuart May (35) menceritakan bagaimana keputusan sulit ini diambil. Semenjak kondisi istrinya memburuk, Stuart menceritakan bahwa segala urusan di rumah menjadi tanggung jawabnya. Demi mengurus istrinya, ia juga harus keluar dari pekerjaannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak punya pilihan lain selain berhenti bekerja dan turun tangan melakukan semuanya. Selama lebih dari 18 bulan dia terikat di tempat tidur. Saya mencuci rambutnya sebulan sekali dan harus membalikkan badannya, merasa sangat kesakitan," ucap Stuart dikutip dari Daily Mail, Senin (4/12/2023).

Stuart menuturkan bahwa istrinya didiagnosis long COVID-19 setelah terinfeksi hampir dua tahun lalu. Kelly juga didiagnosis mengidap sindrom kelelahan kronis yang dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis (ME).

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanannya Stuart mengaku kecewa dengan perlakuan dokter pada istrinya. Ia menilai bahwa dokter yang merawat istrinya sempat mengabaikan gejala yang dimiliki oleh Kelly.

"Para dokter memperlakukannya dengan buruk, mereka mengabaikan apa yang dia katakan ketika ia sangat kesakitan sehingga ia tidak bisa bangun dari tempat tidur," ujarnya.

Stuart menuturkan tim dokter sempat mengira bahwa apa yang dialami oleh Kelly merupakan masalah kesehatan mental. Dokter sempat memintanya untuk pergi selama dua minggu ke tempat perawatan khusus. Namun, Stuart menolak lantaran di tempat tersebut istrinya harus mengurus diri sendiri dan Kelly tidak mampu melakukan hal tersebut karena sakit yang dialami.

Stuart menceritakan istrinya hingga saat ini belum keluar kamar semenjak Juni 2022. Ia mengatakan Kelly seperti berada di penjara.

"Ia dibiarkan menderita, dokter datang setiap beberapa minggu tetapi kami tidak mendapatkan hasil apapun," katanya.

Pada awal tahun 2023, Kelly bisa menggunakan laptop dan terhubung dengan forum pasien lain yang mengidap long COVID. Ia melakukan kontak rutin dengan seorang wanita di Florida yang sakit parah dengan ME.

Wanita tersebut memutuskan untuk melakukan prosedur 'bunuh diri medis' di Swiss. Stuart mengatakan bahwa ide tersebut muncul dari sana. Kelly menginginkan prosedur itu juga dilakukan padanya.

Stuart saat ini memilih untuk fokus pada keluarganya. Ia akan memaksimalkan perayaan Natal mereka yang mungkin akan menjadi yang terakhir bagi keluarga mereka.

"Saya tidak tahu kapan ini akan terjadi. Saya hanya fokus untuk merayakan Natal senormal mungkin untuk kedua putra bungsu kami. Kelly tidak akan bisa turun bergabung dengan kita. Saya akan merekam video anak saya membuka hadiah dan membangunkan Kelly untuk menunjukkannya di kamar," pungkasnya.




(avk/avk)

Berita Terkait