Viral Eksperimen YouTuber Pria Tak Duduk Selama 5 Hari, Ini yang Terjadi

Viral Eksperimen YouTuber Pria Tak Duduk Selama 5 Hari, Ini yang Terjadi

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Minggu, 11 Mei 2025 17:02 WIB
Viral Eksperimen YouTuber Pria Tak Duduk Selama 5 Hari, Ini yang Terjadi
Foto: Tangkapan Layar YouTube/ Pigmie
Jakarta -

Para peneliti merekomendasikan untuk berdiri setidaknya 2-4 jam sehari selama bekerja. Hal ini disarankan untuk mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan duduk terlalu lama.

Namun, YouTuber Lucas Ball atau yang lebih dikenal dengan nama Pigmie, melakukan hal yang lebih tak biasa. Ia mencoba untuk tidak duduk selama lima hari.

Ball pun membuat aturan yang akan ia jalani selama lima hari. Ia dapat berbaring selama delapan jam di setiap malam untuk tidur, tetapi ia harus berdiri sepanjang waktu.

Itu berarti di kamar mandi ia jongkok di atas toilet dan di dalam mobil. Ball tidak membiarkan bokongnya menyentuh kursi.

"Duduk terlalu lama dan kurangnya aktivitas fisik telah dikaitkan dengan obesitas dan sekelompok kondisi obesitas," beber Ball yang dikutip dari NYPost.

ADVERTISEMENT

"Duduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri punggung, disfungsi tulang belakang, degenerasi sendi, postur tubuh yang buruk di punggung atas, leher, dan bahu, serta masalah pembuluh darah di kaki," sambungnya.

Pria 34 tahun itu dapat melakukan tantangan dengan membeli meja berdiri dari bambu untuk memudahkan transisi. Dan itu ternyata menjadi langkah yang bagus bagi Ball.

Ball merasa bahwa ia lebih produktif saat beraktivitas dengan posisi berdiri. Ia tidak punya waktu untuk beristirahat dan akan teralihkan dengan kegiatan lainnya.

Di luar hari kerja, mencoba tetap bergerak untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa lelah yang menjalar ke kaki dan tungkainya. Ia menonton TV dan makan malam sambil berdiri.

Ia juga menjalankan tugas dengan berjalan kaki dan mencoba berolahraga tanpa duduk. Pada hari ke-3, mulai terjadi perubahan.

"Itu benar-benar mempengaruhi kaki dan tungkai saya. Saya merasa sangat sakit dan lelah, dan merasa postur tubuh saya saat berdiri mulai mengendur," jelas Ball.

"Selain itu, saya juga mudah lapar. Mungkin itu terjadi karena saya membakar kalori ekstra saat berdiri. Dan sebagian alasan ini, saya terus-menerus makan sepanjang hari," tambahnya.

Selama beraktivitas, Ball selalu tidak sabar menunggu waktu untuk berbaring. Akhirnya, pola tidurnya memburuk karena rasa tidak nyaman di kakinya.

Ia harus menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk berguling-guling sambil meregangkannya. Ball pun menghentikan tantangannya di hari ke-5 dan mengamati perubahan fisiknya saat berdiri.

Ball menyadari bahwa punggung bagian atasnya membungkuk, tetapi bokongnya lebih menonjol.

"Sepertinya saya mulai benar-benar membentuk posisi membungkuk ini, terutama di punggung atas," tutur Ball.

"Tetapi di sisi positifnya, sepertinya saya sedikit membuat perubahan pada tulang belakang bagian bawah, yang terlihat lebih lurus," lanjutnya.

Dampak lainnya juga terjadi pada pinggul dan lututnya yang terasa sakit, serta berat badannya yang sedikit bertambah. Mungkin itu terjadi karena ia mengalihkan rasa pegal dan sakitnya dengan makan.

Namun, pencernaannya terasa lebih lancar dan Ball merasa 30 persen lebih produktif di tempat kerja.

"Yang saya lakukan mulai sekarang adalah berdiri, mungkin sebagai hal pertama saat saya bekerja di depan komputer selama beberapa jam. Saat mulai lelah, di saat itulah saya berdiri," katanya.

Meski begitu, tantangan yang dijalani Ball memicu pro dan kontra. Penelitian menunjukkan bahwa meja berdiri dapat memperbaiki postur tubuh, mengatur gula darah, dan meningkatkan fokus.

Namun, meja berdiri juga dapat meningkatkan kelelahan dan risiko timbulnya varises. Selain itu, para ahli merasa berdiri saja tidak cukup, dan menyarankan untuk mengambil jeda untuk bergerak demi meningkatkan sirkulasi dan mengurangi kekakuan.




(sao/naf)