Seorang wanita berusia 52 tahun di Hague, Belanda, mengalami kondisi yang tidak biasa. Ia mendatangi sebuah klinik psikiatri dan mengaku setiap kali melihat wajah orang lain, wajah tersebut berubah menjadi wajah naga.
Halusinasi ini sangat mengganggunya hingga memengaruhi cara ia berinteraksi dengan orang lain.
"Pasien melaporkan bahwa wajah manusia yang awalnya tampak normal berubah menjadi hitam, tumbuh telinga panjang dan runcing serta moncong yang menonjol, dengan kulit menyerupai reptil dan mata besar berwarna kuning, hijau, biru, atau merah menyala," tulis dokter yang melaporkan kejadian tersebut dikutip dari Live Science, Jumat (29/8/2025).
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan mendalam, mulai dari tes darah, elektroensefalogram (EEG) pada otak, hingga pemeriksaan neurologis. Secara umum hasilnya normal. Namun, pemeriksaan MRI menunjukkan adanya beberapa lesi di dekat area lentiform nucleus, yaitu bagian otak yang berkaitan dengan fungsi kognitif seperti perhatian dan daya ingat, serta sering dikaitkan dengan gangguan seperti skizofrenia.
Lesi muncul pada 'jalur kabel' yang disebut white matter, kemungkinan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di otak.
Meskipun hasil EEG tidak menunjukkan kelainan, dokter menduga halusinasi visual pasien disebabkan oleh aktivitas listrik atipikal di bagian otak yang memproses warna dan wajah, khususnya ventral occipitotemporal cortex. Area tersebut berperan dalam fungsi pengenalan objek.
Lesi yang terlihat pada MRI mungkin memicu aktivitas listrik ini, dan kemungkinan sudah ada sejak lahir, mungkin akibat kekurangan oksigen sementara sesaat sebelum atau setelah persalinan.
Pasien yang tidak disebutkan namanya itu akhirnya didiagnosis mengalami bentuk dari prosopometamorphopsia (PMO). Ini sebuah kondisi langka yang memengaruhi cara seseorang melihat wajah manusia, sehingga bagian-bagian wajah tampak terdistorsi.
Kondisi ini terkait dengan perubahan struktur otak dan dengan gangguan yang memengaruhi fungsi otak, seperti epilepsi, migrain, dan stroke.
(avk/suc)