Curhat Wanita Alami Menstruasi Tiap Hari Selama Setahun, Apa Penyebabnya?

Curhat Wanita Alami Menstruasi Tiap Hari Selama Setahun, Apa Penyebabnya?

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 17 Des 2025 20:02 WIB
Curhat Wanita Alami Menstruasi Tiap Hari Selama Setahun, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi. (Foto: Istock)
Jakarta -

Jess Cox (27) asal Somerset, Inggris, membagikan pengalaman panjang dan menyakitkan yang ia alami akibat menstruasi setiap hari. Kondisi tersebut bermula sejak ia mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia 14 tahun.

Jess mengungkapkan, situasi itu berdampak besar pada masa remajanya hingga memicu depresi. Ia harus menggunakan tampon dan pembalut secara bersamaan, serta selalu membawa pakaian dalam cadangan ke mana pun pergi karena perdarahan yang tak kunjung berhenti.

Rasa nyeri yang dirasakan pun sangat intens. Nyeri bermula dari punggung bawah, menjalar hingga ke paha, disertai kram hebat dan sensasi terbakar di perut. Kondisi tersebut kerap membuat Jess hanya bisa meringis kesakitan sambil terbaring di tempat tidur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini benar-benar mengejutkan, karena aku sama sekali tidak menyangka menstruasi akan separah ini. Kedua orang tuaku sangat khawatir. Mereka tahu ini tidak normal dan tidak tahu harus berbuat apa," kata Jess dikutip dari Metro, Rabu (17/12/2025).

Bulan demi bulan berlalu, kondisinya tidak berubah hingga Jess akhirnya memutuskan pergi ke dokter. Saat itu, dokter mengatakan tubuh Jess masih beradaptasi dengan menstruasi dan kondisinya akan membaik.

ADVERTISEMENT

Namun, kenyataannya tidak demikian. Pada masa awal-awal tersebut, ia bisa menstruasi sampai 7-9 hari, dan bahkan lebih lama. Itu membuat Jess, ketakutan tiap menstruasi datang.

Perdarahannya ketika itu begitu parah, hingga harus mengganti pembalut tiap jam. Itu membuatnya pucat dan sangat lemah. Kondisi itu membuatnya berhenti menjalani hobinya seperti berenang dan balet.

"Hal itu membuatku sangat cemas. Aku merasa itu memalukan sekali," ceritanya.

"Orang-orang berpikir karena menstruasi mereka hanya tiga atau empat hari dan baik-baik saja, maka semua orang seharusnya begitu. Mereka sama sekali tidak memahami seberapa parah kondisiku. Aku sangat kesulitan, karena sering disepelekan dan orang-orang kurang berempati," ungkap Jess.

Menstruasi Setiap Hari dalam Setahun

Ia diberi resep obat pereda nyeri. Setelah berkali-kali ke fasilitas kesehatan, dokter mulai mencoba berbagai alat kontrasepsi untuk mengontrol perdarahannya.

Namun, pada usia 16 ketika dipasangi implan, ia justru mengalami menstruasi terus-menerus selama setahun penuh. Perdarahan yang terjadi tiap hari membuatnya mulai takut dengan kondisi kesehatan dan masa depannya.

"Aku benar-benar berjuang melawan depresi dan bahkan sempat merasa ingin bunuh diri karena berpikir aku harus menjalani hidup seperti ini selamanya. Aku bertanya-tanya: bagaimana aku bisa bertahan? Sulit bagiku mengikuti pelajaran di sekolah dan kuliah," ujar Jess.

Pada usia 17 tahun ia didiagnosis Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), gangguan hormonal yang menyebabkan menstruasi tidak teratur. Dokter lantas memberikan suntikan kontrasepsi yang sedikit menghambat perdarahannya.

Pada tahun 2018, operasi laparoskopi juga mengungkap Jess diduga mengidap adenomiosis. Ini merupakan kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim. Kondisi ini yang membuat nyeri yang dialaminya begitu mengerikan.

Setelah bertemu komunitas PCOS secara online, dia menemukan cara metode penggunaan plester kontrasepsi berukuran kecil yang ketika ditempel ke kulit dapat melepaskan hormon. Ketika menggunakannya, perdarahannya berkurang jauh lebih besar.

Meski kini masih mengalami nyeri dan perdarahan, kondisinya jauh lebih baik dibandingkan masa remajanya.

"Aku membagikan kisah ini karena selama bertahun-tahun aku merasa malu dengan apa yang terjadi pada tubuhku. Aku merasa harus menyembunyikannya dan tidak boleh membicarakannya. Itu sangat mengisolasi. Sekarang aku tidak lagi merasa seperti itu, dan aku ingin perempuan lain tidak perlu merasakan rasa malu yang sama," tandasnya.

Halaman 4 dari 3
(avk/suc)

Berita Terkait