Hingga kini tidak banyak penelitian yang mengungkap seberapa banyak orang yang menyadari bahwa bau badannya tidak sedap. Sebagian mungkin ada yang menyadarinya sendiri, namun tidak sedikit yang baru sadar ketika diberi tahu oleh orang lain.
"Tidak ada datanya, tapi kalau yang periksa ke dokter pasti menyadari bau badannya tidak sedap. Entah sadar dengan sendirinya, atau diberi tahu orang lain," kata dr Shahnaz Nadia Yusharyahya, SpKK dari RS Cipto Mangunkusumo saat dihubungi detikHealth, Rabu (13/6/2012).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti halnya bebauan yang lain, bau badan sebenarnya juga sangat subyektif. Artinya tubuh yang memiliki bau tertentu mungkin dianggap biasa saja oleh sebagian orang, namun bagi yang lain bisa menyebabkan sesak napas karena hidungnya harus ditutup supaya tidak mencium baunya.
Sayangnya bau badan tidak hanya dinilai oleh diri sendiri, melainkan yang paling menentukan justru penilaian dari lingkungan. Orang boleh bangga dengan bau badannya sendiri, namun orang lain di sekitarnya yang akan menentukan apakah bau tersebut mengganggu atau tidak.
"Bau badan dikatakan normal atau bermasalah, patokannya hanya penilaian dari lingkungan. Kalau orang-orang yang ada di sekitarnya merasa terganggu, maka sadar atau tidak orang tersebut dikatakan punya masalah dengan bau badan," tandas dr Shahnaz.











































