"Keluar darah saat malam pertama tidak selalu bisa menjadi patokan seorang perempuan perawan atau tidak. Kalau si pria jago merangsang saat foreplay, akan terjadi lubrikasi yang baik dan vagina merekah, maka darah tidak akan keluar walaupun wanitanya baru pertama kali berhubungan seksual," jelas Dr Andri Wanananda MS, pakar seksologi dari Universitas Tarumanegara, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (19/9/2012).
Dr Andri mengatakan bahwa keluar darah saat malam pertama adalah mitos yang sudah ketinggalan zaman. Hal tersebut juga diamini oleh Zoya Amirin, psikolog seksual yang kini mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena banyak yang percaya mitos darah di malam pertama ini, akhirnya membuat sebuah perusahaan di China memproduksi selaput dara siap pakai yang bisa mengeluarkan darah saat berhubungan seksual.
Alat pemalsu keperawanan yang dirancang khusus untuk mengelabui pria itu sempat menuai banyak kontroversi di tahun peluncurannya pada 2009. Alat buatan China yang ditujukan khusus bagi wanita yang sudah tidak perawan tapi ingin tampak seperti perawan itu pun diprotes oleh negara-negara Arab.
Produk yang bernama Artificial Virginity Hymen itu dibuat oleh perusahaan Gigimo di China. Dengan harga 30 dolar AS, alat itu menjanjikan efek berhubungan seksual seperti layaknya saat berhubungan dengan seorang wanita perawan.
Alat itu juga diklaim untuk membantu para wanita yang sudah tidak perawan dan baru menikah untuk mengelabui suaminya agar dikira masih perawan.
Di dalam website alat tersebut disebutkan instruksi pemakaiannya, antara lain yaitu:
- Masukkan hymen (selaput dara) buatan ke dalam vagina secara perlahan
- Ketika pasangan melakukan penetrasi, hymen buatan akan rusak dan kemudian mengeluarkan sedikit cairan yang mirip dengan darah
- Tambahkan sedikit suara erangan, dan Anda pun akan terlihat seperti seorang perawan.
Begitulah kira-kira instruksi yang disarankan oleh pembuat produk pada para wanita yang ingin dikira masih perawan oleh pasangannya.
Beredarnya alat yang banyak dipasarkan di Timur Tengah itu langsung memunculkan kontroversi. Para pengamat di negara yang masih tabu soal seks sebelum menikah itu mengkhawatirkan adanya penyimpangan seksual dengan dibuatnya alat tersebut.
"Selaput dara palsu itu hanya dari segi kosmetik. Dari segi psikologis mungkin wanita menjadi lebih percaya diri, tapi secara kesehatan seksual itu tidak ada manfaatnya. Buang-buang duit. Jangan sampai karena operasi atau selaput dara palsu malah ganggu lubrikasi (pelumasan vagina) atau jadi tidak bisa penetrasi," jelas Dr Andri.
(mer/ir)











































