Tidak semua operasi plastik akan mendapatkan hasil sempurna seperti yang diinginkan. Ada risiko kegagalan dalam operasi tersebut. Nah, apa saja risikonya?
"Risikonya banyak. Yang paling ringan adalah ketidaksesuaian hasil operasi dengan keinginan pasien," kata dr. Aditya Wardana, SpBP, dokter dari Divisi Bedah Plastik, Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM saat dihubungi detikcom dan ditulis pada Rabu (6/3/2013).
Risiko terberat operasi plastik adalah kematian. Hal ini dapat disebabkan oleh manajemen operasi yang tidak baik. Seperti diketahui pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan sebelum naik ke meja operasi, oleh sebab itu dokter dan pasien harus sama-sama menyetujui prosedural yang berlaku. Hal itu dibuktikan melalui surat tindakan medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter atau pihak rumah sakit tidak akan menjamin apa-apa atas hasil operasi, karena sebelumnya sudah dijelaskan di awal saat konsultasi. Maka dari itu jika pasien terlihat sehat namun setelah melakukan pengecekan memiliki penyakit jantung atau asma maka pasien harus sembuh dulu lalu boleh melaksanakan operasi.
"Kalau untuk estetika proseduralnya tidak seberat rekonstruksi," jelas dr Adit.
Liposuction, prosedur operasi penyedotan lemak, berisiko kematian jika lemak yang disedot terlalu banyak. Sebab dengan menyedot lemak berarti akan ada cairan tubuh dan darah yang tersedot. Apalagi sepertiga dari bahan yang keluar dari tubuh ketika operasi sedot lemak adalah darah.
Nah, jika darah dan cairan terlalu banyak keluar, maka pasian bia shock. Akibatnya, terjadi gagal jantung.
Pada operasi plastik memeperindah payudara dengan implan silikon, risiko yang menghantui adalah kerusakan implan. Ada pula kemungkinan implan tersebut 'bermigrasi' ke bagian tubuh lain. Masalah lain, implan pecah, bocor dan komplikasi medis seperti fibromyalgia (rasa sakit kronis yang dialami oleh dari kepala sampai ke kaki) atau masalah tiroid.
Sedangkan risiko implan saline adalah masalah seperti infeksi bakteri, hematoma (perdarahan), serta berkurang atau hilangnya sensitivitas bagian dari payudara. Selain itu, penelitian juga menyoroti bagaimana implan payudara membuat sulit untuk mendeteksi kanker pada tahap awal.
(vit/up)











































