Risiko Operasi Plastik Abal-abal, Kena Kanker Hingga Wajah Amburadul

Seluk-beluk Operasi Plastik

Risiko Operasi Plastik Abal-abal, Kena Kanker Hingga Wajah Amburadul

Erninta Afryani Sinulingga - detikHealth
Rabu, 06 Mar 2013 17:02 WIB
Risiko Operasi Plastik Abal-abal, Kena Kanker Hingga Wajah Amburadul
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Demi ambisi ingin tampil cantik dan sempurna, beberapa orang mau mengorbankan aspek keselamatan. Misalnya mengunjungi dokter abal-abal yang tak memiliki lisensi atau menggunakan bahan yang tak terjamin keamanannya. Sudah banyak korban yang jatuh akibatnya.

Misalnya kasus yang sempat mengegerkan Eropa dan Amerika di tahun 2012 lalu akibat implan payudara beracun yang bisa memicu kanker. Kandungan racun dalam implan berbahan silikon Poly Implant Prostheses (PIP) tersebut memaksa puluhan ribu penggunanya di banyak negara membongkar payudaranya.

Di Indonesia, implan payudara jenis ini ini tidak digunakan. Jadi pemakai implan payudara di tanah air tak perlu khawatir. Walau demikian, kasus tersebut tetap memicu keresahan masyarakat luas, masih amankah bahan silikon digunakan untuk operasi plastik?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahan yang digunakan di luaran untuk operasi plastik adalah silikon cair. Oleh sebab itu bisa menjadi bahaya karena yang digunakan dalam tindakan medis di rumah sakit adalah silikon padat. Silikon cair akan mengakibatkan bengkak pada bagian yang dioperasi karena cairan pada umumnya akan masuk mengisi ruang-ruang yang kosong atau rongga-rongga," kata dr Aditya Wardana, SpBP, spesialis bedah plastik dari RSCM ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (6/3/2013).

Dengan kata lain, pemakaian silikon padat jauh lebih aman dibandingkan silikon cair atau gel yang disuntikkan langsung ke payudara ataupun bagian tubuh lain. Implan payudara memiliki pembungkus yang mencegah kebocoran silikon agar tidak ke menyebar ke jaringan di sekitarnya.

Demi keamanan, akan lebih baik jika melakukan prosedur bedah plastik ke dokter yang benar-benar kompeten. Para dokter bedah di Indonesia umumnya hanya memakai produk yang telah disetujui badan pengawasan obat dan makanan dunia, jadi keamanan produknya bisa dipertanggungjawabkan.

"Yang paling berbahaya adalah risiko meninggalnya pasien karena cairan yang disuntikkan masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini pernah diulas dibeberapa majalah," imbuh dr Aditya.

Risiko yang harus ditanggung jika sembaranagan menggunakan produk tak hanya kanker saja. Sudah banyak kasus-kasus pasien yang menjadi korban keganasan operasi bedah ilegal atau menggunakan bahan yang tak aman, mulai keracunan bakteri Staphylococcus aureus, hingga tubuh yang jadi amburadul karena operasi plastik tipu-tipu.

(pah/vta)
Seluk-beluk Operasi Plastik
14 Konten
Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk mempercantik diri. Salah satunya dengan melakukan operasi bedah plastik. Namun, perlu kehati-hatian untuk menjalani prosedur ini.

Berita Terkait