Darah tinggi alias hipertensi merupakan pembunuh paling kejam. Bagaimana tidak, meski seringkali tidak bergejala, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai penyakit mematikan seperti sakit jantung, stroke dan ginjal.
Tekanan darah dikatakan normal bila angkanya berkisar 120/80 mmHg dan dikategorikan tinggi bila mencapai 140/90 mmHg. Jika tekanan darah seseorang berada di antara 120-140 untuk sistolik dan 80-90 untuk diastolik, maka disebut dengan prehipertensi. Itu bukan hanya sekadar angka, karena tekanan darah tinggi dapat membunuh Anda tanpa gejala.
"30 Persen penduduk Indonesia menderita hipertensi, 1:3 lah. Salah satu komplikasinya adalah penyakit jantung. Komplikasi lainnya adalah stroke dan ginjal," tutur Prof Dr. Rully M.A. Roesli, Sp.PD-KGH, mantan Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia, saat dihubungi detikHealth, dan ditulis pada Rabu (20/3/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena fatalnya akibat dari hipertensi, penderita harus bisa mengontrol tekanan darahnya. Selain bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi yang tidak terkontrol juga bisa menyebabkan sobeknya aorta mendadak, perdarahan di otak, atau pecah pembuluh darah di retina mata.
Orang yang mengalami hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala. Kondisinya baru diketahui ketika serangan komplikasi datang dan berakibat fatal. Oleh karena itulah hipertensi dijuluki sebagai 'the silent killer' atau pembunuh diam-diam.
"70 Persen penderita tidak menyadari kalau mereka menderita hipertensi. Oleh sebab itu hipertensi jadi pembunuh paling kejam," lanjut Prof Rully.
Menurut Prof Rully, penyebab tekanan darah tinggi memiliki banyak faktor, mulai dari gaya hidup tidak sehat, kebanyakan makan garam, hingga keturunan. Perlu diketahui, orang Indonesia termasuk pemakan garam paling tinggi di dunia. Garam yang seharusnya maksimal dikonsumsi 5 gram per hari, oleh orang Indonesia bisa sampai 15 gram per hari.
"Penyebab hipertensi ada dua. Sekunder (kecil) bisa disebabkan oleh gangguan ginjal, dan yang satu lagi hiper esensial yaitu akibat keturunan. Tidak diketahui jelas apa penyebabnya tetapi jika memiliki keturunan penyakit ini lebih baik mulai dikontrol. Kalau dikontrol dengan baik maka penyumbatan ke otak, ginjal, jantung bisa dihindari," kata Dr Yamin.
(mer/vit)











































