Kecenderungan ini diamini oleh dr Iman Hilmawan dari Klinik Khitan Seno Medika. Klinik spesialis khitan atau sunat yang terletak di Cicadas, Bandung ini mengalami lonjakan pasien menjelang liburan sekolah. Kebanyakan di antaranya masih TK atau SD tingkat awal.
"Orang tua tak ingin mengganggu saat sekolah anak, sehingga lebih memilih disunat ketika liburan. Sampai sekarang usia sunat rata-rata masih sekitar 5 - 10 tahun dan khitan pada usia muda lebih bagus, karena semakin dewasa semakin keras kulit pada penis," kata dr Iman ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (26/6/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode klem ini sekaligus menjadi yang paling populer. Menggunakan tabung yang dapat disesuaikan dengan bentuk kepala penis, hasil sunat diklaim lebih bagus. Tak hanya itu, anak-anak yang disunat juga dapat langsung beraktivitas, berenang, bahkan diperbolehkan atau malah diharuskan untuk mandi.
Kecenderungan sunat saat liburan juga ditemui di pusat pelayanan lain, Sentra Sunat Indonesia yang memiliki cabang di Bekasi, Jakarta dan Bogor. Menurut salah seorang dokter yang bertugas di sana, Dr Toni Yurizal, jumlah pasiennya meningkat saat liburan.
"Saat liburan sekolah, dalam sehari pasien dapat mencapai 20 - 30 orang saat akhir pekan. Tapi saat hari biasa mencapai 10 – 15 orang," ungkapnya.
Sama seperti klinik sunat modern lainnya, Sentra Sunat Indonesia juga menyediakan berbagai metode sunat dengan teknologi medis yang canggih. Misalnya sunat dengan klem dan sunat couter atau yang lebih akrab disebut sunat dengan teknologi laser.
Tradisi sunat sendiri sudah dipraktikkan oleh bermacam keyakinan dan kebudayaan di dunia. Di beberapa daerah di Indonesia, praktek sunat sudah mengakar kuat dengan nilai budaya setempat, terutama di daerah yang kebudayaannya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Namun kini sunat dianjurkan untuk alasan kesehatan.
Nah, pembaca detikHealth, ulasan khas kali ini adalah segala hal tentang sunat. Selamat membaca.
(vta/vta)











































