Menurut Ratih Zulhaqi, psikolog yang berpraktik di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI Depok dan Pusat Layanan Tumbuh Kembang KANCIL, orang yang latah dengan cara mengeluarkan kata-kata secara spontan cenderung mudah disugesti. Orang seperti ini rentan terbujuk, dipengaruhi, hingga dihipnotis.
"Kalau latahnya mengeluarkan apa yang ia pikirkan, itu berarti dia sudah tidak punya kontrol lagi sama pikirannya. Kalau dia ngomong dan mengulang sendiri ketika ditanya, biasanya itu dia gugup atau anxiety (cemas). Tetapi kegugupannya muncul secara verbal, akhirnya jadi latah sendiri," terang Ratih kepada detikHealth seperti ditulis pada Rabu (3/7/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan kebiasaan ini juga bisa muncul karena melihat komedian di televisi yang bisa memancing tawa penonton hanya dengan menjadi latah. Maka jika dulu latah identik dengan orang-orang yang memiliki kondisi ekonomi di bawah rata-rata atau kurang mampu, kini kecenderungannya malah meluas tanpa pandang status sosial.
"Saat ini latah bukan hanya bisa ditemui di kalangan menengah ke bawah atau kalangan mpok-mpok. Bahkan di kelas sosialita pun sudah bisa ditemui. Biasanya mereka seperti ini karena mencari perhatian atau atensi. Dengan latah, maka tentunya akan banyak dilihat orang sehingga ini menjadikan mereka latah," ucap Ratih.
(vit/vit)











































