Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak pun Bisa Bau Mulut

Mulut Segar Tanpa Bau Naga

Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak pun Bisa Bau Mulut

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 17 Jul 2013 17:36 WIB
Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak pun Bisa Bau Mulut
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Bau mulut ternyata tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang tidak menjaga kebersihan mulut dan gigi. Jika sudah begitu, apa yang bisa dilakukan orang tua?

"Terutama anak-anak (yang) minum susu dot, itu dikasih air putih setelahnya. Biasanya susu 100 cc dikasih air nggak mau karena sudah kenyang. Coba susu 80 cc kan dia belum kenyang, yang 20 cc-nya ganti air putih. Kayak kalau kita beli es krim di restoran, kan dikasih air putih. Maksudnya setelah makan makanan manis mengurangi gula di mulut juga mengurangi karies sama gigi berlubang," jelas Prof. drg. Heriandi Sutadi SpKGA (K)., Ph.D, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (17/7/2013).

Menurut Prof Heriandi, bau mulut tak sedap pada anak-anak lebih sering disebabkan karena gigi berlubang. Dengan adanya lubang di gigi, bakteri akan terus berkembang, mengubah sukrosa di minuman manis menjadi zat asam yang bisa merusak gigi dan menyebabkan aroma mulut tidak sedap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, sebaiknya anak diajarkan untuk menyikat gigi begitu giginya mulai tumbuh. Memang tidak mudah mengajak anak untuk mau menyikat gigi, tapi orang tua bisa mencontohkannya dan membuat kegiatan menyikat gigi menjadi lebih menyenangkan.

"Itulah tugas orang tua. Caranya, orang tua juga sikat gigi, anaknya suruh lihat. Kasih contohlah, terus sikatin gigi anaknya. Itu harus. Kalau kita nyuruh anak 3 tahun tiap hari gosok gigi tiga kali, sendiri, nggak mungkin. Itu kesalahan umum," papar Prof Heriandi, yang merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia.

Saat pertama kali mengajarkan anak gosok gigi, sebaiknya jangan diberi pasta gigi, cukup dengan air putih saja. Namun bila anak sudah bisa berkumur, maka pasta gigi sudah bisa diberikan.

"Anak kalau yang sudah bisa kumur boleh pakai odol, kalau belum air putih saja. Gosok gigi (lalu) kumur, paling makanan dari mulutnya yang ketelen sendiri," jelas Prof Heriandi.

Namun dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Jakarta, ini berpesan agar sebaiknya anak tidak diberikan pasta gigi yang mengandung perasa. Menurutnya, pasta gigi berperasa mengandung deterjen atau zat tertentu, yang bila tertelan terlalu banyak dapat menyebabkan diare.

"Pasta gigi dikit saja, hanya sebagai penyedap rasa," tutupnya.

(mer/vta)
Mulut segar tanpa bau naga
12 Konten
Saat menjalani puasa, tidak sedikit orang yang mengalami bau mulut. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak ulasan khas ini.

Berita Terkait