"Yang terjadi di dalam tubuh adalah tubuh memberikan pesan pada otak sehingga memicu neurotransmitter untuk menciptakan kelenjar-kelenjar yang berlebihan," kata praktisi kesehatan dr Ari Fahrial Syam, SpPD seperti ditulis pada Rabu (24/7/2013).
Sebagai akibatnya, stres akan membuat jantung berdebar-debar, mata melotot, dan bahkan kadang-kadang saking marahnya wajah bisa berubah jadi merah. Perubahan itu terjadi karena beberapa hormon akan mempengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan benar ini dapat merusak tubuh sehingga mesti sabar untuk mengendalikan emosi. Sama kalau ini terjadi pada pemimpin kita. Kalau pemimpin tidak wise maka kita juga tidak enak kan, oleh sebab itu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa menempatkan dirinya dan mengatur emosinya," lanjutnya.
Menurut dr Ari, salah satu cara untuk mengendalikan diri adalah dengan memasrahkan diri dan tidak terlalu banyak pikiran. Cara ini bisa membuat seseorang lebih mampu mengendalikan diri dan tidak mudah stres maupun uring-uringan, apapun masalah yang sedang dihadapinya.
Menariknya lagi, dr Ari membenarkan bahwa seseorang yang bisa mengendalikan diri akan lebih panjang umurnya dan tidak cepat tua. Sering marah akan memaksa organ tubuh bekerja lebih keras, hormon-hormon yang seharusnya ditahan malah dilepaskan, dan akhirnya jadi lebih cepat tua.
(up/vit)











































