Anak-anak tidak selamanya suka menggigit mainan atau memasukkannya ke mulut. Pada usia tertentu, jenis mainan yang dibutuhkannya akan terus berganti. Pastikan mainan edukatif yang dipilih sudah sesuai tahapan tumbuh kembangnya.
Ratih Zulhaqqi, MPsi, psikolog anak dari Klinik Tumbuh Kembang Kancil menjelaskan ada beberapa jenis mainan yang populer di masing-masing tahapan tumbuh kembang. Seperti ditulis dalam artikel sebelumnya, teething toys untuk digigit-gigit ditujukan untuk usia 6 bulan ke bawah.
"Memang edukasinya sedikit, dalam arti akademisnya ya. Tapi edukasi untuk mengajarkan dia kenal dengan sesuatu yang dia lakukan sehari-hari, itu ada," kata Ratih kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (23/10/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Umur enam bulan sampai satu tahun biasanya untuk kemampuan motoriknya, jadi mainan yang bunyi-bunyi gitu," kata Ratih soal mainan untuk merangsang kemampuan motorik pada usia di bawah 1 tahun.
Mainan puzzle baru diperkenalkan saat anak berusia 1 tahun, hingga 2 atau 3 tahun. Alternatifnya adalah permainan menyusun lingkaran-lingkaran seperti donat. Bisa juga dengna meremas-remas bentuk bola untuk meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
Baru setelah 3 tahun ke atas, anak bisa diperkenalkan dengan mainan balok-balokan atau city block. Risiko menelan pernik-pernik mainan yang kecil sudah berkurang pada usia ini, apalagi setelah masuk TK maka sudah boleh diberi mainan dengan pernak-pernik.
Sementara itu berdasarkan tipe permainannya, di bawah 3 tahun umumnya mainan yang cocok adalah tipe solitaire atau untuk dimainkan sendiri. Mobil-mobilan termasuk dalam kategori ini. Permainan role play atau dramatical play cocok diberikan di atas usia 3 tahun.
(up/vta)











































