"Kita harus lebih pintar dari sistem itu sendiri. Kita posting foto anak tapi location masih dihidupin, bahaya sekali," ujar Nirina dalam perbincangan dengan detikHealth di kantor redaksi detikcom, Warung Jati Barat Raya 75, Jakarta, dan ditulis pada Rabu (22/1/2014).
Selain itu, Nirina juga sangat menghindari memposting foto anak yang masih memakai seragam sekolah. Hal ini menurutnya penting, karena banyak kasus kejahatan pada anak yang dilakukan oleh orang jahat dengan mendekati sekolah anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media sosial, lanjutnya, mau tidak mau akan memapar anak, sebagai bagian dari perkembangan teknologi. Nah, sebagai orang tua, harus pandai-pandai membuat anak memahami bahwa ada sisi positif dan negatif dari teknologi itu.
"Banyak yang bilang jangan terlalu dekat dengan teknologi karena bikin anak bisa punya dunia sendiri, nanti tidak akrab dengan orang lain. Tapi teknologi itu bisa bikin hidup kita lebih mudah, keuntungan itu kita jelasin ke anak. Jadi teknologi bukan yang membutakan terus bikin anak jadi antisosial. Teknologi harus bikin smart dan bikin wawasan lebih luas. Harus balance," papar Nirina yang dibalut kaus hitam dan rok.
Lalu bagaimana kata pembaca detikHealth? Rayyan dalam surat elektroniknya kepada detikHealth mengatakan, perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi tidak bisa dihindarkan. Sebagai orang tua maka harus siap menghadapi perubahan zaman karena tidak mungkin memaksakan hal-hal yang dilakukan di zaman orang tua kecil dulu kepada anak zaman sekarang.
"Kita harus awasi anak-anak tanpa harus membuatnya tersinggung. Menjadi sahabat buat anak-anak sehingga anak-anak juga tidak ragu untuk bercerita apapun, terutama tentang pergaulannya," tutur Rayyan.
Pemberian piranti elektronik kepada anak harus benar-benar dijelaskan fungsinya. Misalnya handphone fungsinya agar bisa saling menghubungi jika terjadi sesuatu. Sedangkan laptop diberikan dengan tujuan utama untuk kepentingan belajar. Dengan demikian anak akan bisa bertanggung jawab atas penggunaannya.
"Jika perlu kita juga menjadi friend di socmed-nya agar bisa mengontrol apa yang anak lakukan. Yang terpenting pendidikan agama ditanamkan terlebih dahulu agar anak-anak mengetahui apa yang baik dan buruknya," imbuh Rayyan.
Sementara @fadhlanraifa mengatakan perkembangan teknologi pasti ada sisi positif dan negatifnya. Nah, orang tua punya aturan khusus buat anak-anaknya. Misalnya membolehkan anak mengakses internet hanya pada saat akhir pekan, dan waktunya dibatasi. Tempat anak mengakses internet juga harus terbuka, contohnya di ruang keluarga. Untuk mengakses juga sebaiknya anak menggunakan komputer dan bukan gadget.
Sedangkan menurut @hijriepurnomo, anak di bawah umur belum saatnya mengakses jejaring sosial. Sebab terkadang di jejaring sosial terdapat informasi yang terlalu 'vulgar' bagi anak. Ketimbang aktik di jejaring sosial, lebih baik anak aktif dengan buku pelajarannya.











































