Rosa (bukan nama sebenarnya), salah satu pembaca detikHealth menyebut ukuran alat kelamin suami penting baginya agar suasana di atas ranjang lebih menggairahkan dan memuaskan satu sama lain. "Ukuran kelamin pasangan bagi saya penting ya. Karena kadar kualitasnya berhubungan seperti enaknya seks itu sangat menentukan," kata perempuan 32 tahun itu kepada detikHealth, Rabu (26/2/2014).
Ketika Rosa merasa alat kelamin suaminya kurang keras, maka yang dilakukan adalah stimulasi. Di sisi lain jika suaminya merasa Rosa kurang terlubrikasi, maka sang suami akan melakukan stimulasi. "Intinya sama-sama usaha ya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fleksibel saja, woman on top atau yang lain. Foreplay juga penting. Tapi yang penting sama pasangan saling mengerti dan memuaskan, jangan lupa melibatkan perasaan cinta dan kasih sayang," ucap karyawati salah satu perusahaan swasta ini.
Senada dengan Widi, Dahlia pun enggan terlalu memikirkan ukuran alat kelamin pasangannya. "Ukuran alat kelamin, mau besar atau kecil itu nggak penting banget. Justru kalau kegedean itu sakit," katanya.
Menurut Dahlia agar hubungan seks tidak terasa menyakitkan maka foreplay tak bisa dikesampingkan. Selain itu variasi gaya seks juga perlu dilakukan agar sesi bercinta tidak monoton.
"Kalau si istri menerima cukup rangsangan, bagaimanapun ukuran Mr P pasti akan bisa membuat istri mencapai orgasme. Apalagi kalau pasangan mau mencoba-coba berbagai gaya seks yang akan memuaskan keduanya," terang Dahlia.
Mia, pembaca detikHealth lainnya, juga tidak mempedulikan ukuran alat kelamin suaminya. "Ukuran buat aku sih nggak penting, yang penting kualitas dan isinya jadi benih yang bagus dan baik. Nggak pernah juga bayangin ingin ukuran sebesar apa," ucapnya.
Apa kata dokter? Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, menuturkan mitos ukuran penis telah mengganggu banyak laki-laki dan perempuan. Banyak perempuan yang mengangankan memiliki pasangan dengan ukuran kelamin yang besar. Padahal kepuasan seksual perempuan bukan ditentukan oleh ukuran penis.
"Kepuasan seksual perempuan ditentukan oleh fungsi ereksi penis, apakah sudah maksimal atau tidak, bukan oleh ukurannya," jelas dr Wimpie.
Di pihak lain, tidak ada data valid yang menunjukkan bahwa perempuan yang pasangannya mempunyai penis lebih besar merasa lebih puas dibandingkan dengan perempuan yang pasangannya dengan ukuran penis lebih kecil. Selain itu pihak laki-laki juga harus mengerti bahwa kepuasan seksual perempuan tidak tergantung pada ukuran penis.
"Ukuran penis dalam keadaan lemas tidak merupakan prediktor ukuran dalam keadaan ereksi. Dalam hubungan seksual, kepuasan seksual perempuan tergantung pada derajat ereksi penis, kemampuan pria mengontrol ejakulasi, dan keterlibatan emosi dengan pasangan," lanjut dr Wimpie.
Sementara itu seksolog dari Universitas Tarumanegara, Dr dr Andri Wanananda, MS, menuturkan pandangan perempuan yang 'memuja' laki-laki berpenis panjang adalah keliru. Masalahnya, untuk apa penis panjang dan besar bila saat ereksi tidak keras dan tegang.
"Penis jangan dipandang dari sudut eksternal saja, yaitu ukurannya. Tapi patut pula dicermati dari segi internal yaitu mampukah saat ejakulasi mengeluarkan sperma yang jumlah, bentuk dan motilitas (pergerakan) sel jantannya (spermatozoa) normal," ujar dr Andri.
(vit/vit)











































