Dikatakan dokter spesialis kulit dan kelamin di D&I Skin Centre, Denpasar Bali, dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, infeksi jamur di area kemaluan bukan karena rambut kemaluan tapi kadar kelembabannya.
"Jamur itu sebenarnya flora normal di kulit. Orang yang kencing manis atau sedang menurun daya tahan tubuhnya, jika jarang membersihkan kulit pasti akan ada jamurnya," tutur dr Gusti saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (16/4/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak berbahaya sih, seperti kutu normal saja dia gigit-gigit kecil. Yang bahaya adalah jika bulu kemaluan lembab, kan ada bakteri, Nanti luka hasil gigitannya itu bisa jadi infeksi," imbuh dr Gusti.
Sementara itu, dr Dianawaty Amiruddin, dr. Sp.KK. M.Si, mengatakan infeksi jamur tidak muncul karena lebatnya rambut kemaluan tetapi faktor kebersihan rambut kemaluan bisa jadi salah satu faktor pencetus infeksi jamur,
"Pada individu dengan kemaluan yang lebat disertai hygine yang buruk akan mempermudah munculnya infeksi jamur," kata dr Dianawaty
Prinsip ini pun menurut dr Dianawaty berlaku bagi bulu ketiak yang jika tidak dijaga kebersihannya bisa menimbulkan infeksi jamur. Sebab, tidak terjaganya kebersihan rambut kemaluan atau ketiak bisa menciptakan kondisi lembab yang memicu timbulnya infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus.
(rdn/vta)











































