"Kesepakatan dokter-dokter memang menyebutkan bahwa radang usus buntu sebaiknya diangkat alias dioperasi. (Lagipula) sampai saat ini belum ada cara lain untuk mengatasi radang usus buntu kecuali dioperasi," tandas Dr dr Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH, FINASIM ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (28/5/2014).
Akan tetapi sedikit berbeda dengan keterangan dr Rino, dr T Bahdar Johan, SpPD mengatakan usus buntu kronis tak perlu segera dioperasi, kecuali bila nyerinya sering timbul dan sudah terasa mengganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja dr Bahdar menyadari bila ia juga banyak menemukan pasien usus buntu yang menolak untuk dioperasi dan hanya mau diberi antibiotik saja. Untuk kasus semacam ini, dr Bahdar menegaskan bahwasanya antibiotik terkadang memang bisa meredakan radang yang dialami pasien, akan tetapi kegagalan masih mungkin terjadi dan mau tak mau pasien pun harus dibawa ke meja operasi.
Hampir senada dengan dr Bahdar, hasil riset Jeanette Hansson dari Akademi Sahlgrenska, University of Gothenburg Swedia di tahun 2012 mengungkapkan, antibiotik sebenarnya sama efektifnya dengan operasi, namun ia menegaskan ini hanyalah alternatif.
Hal ini karena dengan hanya diberi antibiotik, akan muncul risiko kekambuhan usus buntu dalam waktu 12 bulan dengan peluang mencapai 10-15 persen. Sedangkan pasien yang mau dioperasi, tidak berisiko kambuh dan tidak mengalami komplikasi yang berkaitan dengan operasi.
(iva/up)











































