Pada prinsipnya, radang usus buntuk bisa menyerang siapa saja, tidak peduli berapapun usianya. Namun dibandingkan orang dewasa, anak-anak cenderung lebih jarang mengalami penyakit yang membutuhkan operasi untuk menyembuhkannya ini.
Konsultan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Dr dr Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH, FINASIM mengatakan bahwa radang usus buntu jarang ditemukan pada anak-anak. Salah satu alasannya terkait fungsi usus buntuk sebagai training center bagi sistem kekebalan tubuh.
Pematangan sistem kekebalan tubuh terjadi di usus buntu saat seseorang masih bayi. Proses ini berlangsung hingga kira-kira orang tersebut memasuki usia 5 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, radang usus buntu biasanya ditemukan pada usia di atas 5 tahun. Namun demikian, radang yang dialami pada anak-anak maupun dewasa tidak ada perbedaan. Begitu pun dengan penanganannya, biasanya sama-sama harus dioperasi.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh dr Andra Azwar, SpPD dari RS Royal Taruma Jakarta. Menurut dr Andra, tidak ada perbedaan pada cara mengobati radang usus buntu, antara pasien dewasa dengan anak-anak. Operasi, sama-sama sering dibutuhkan.
"Kalau tidak dilakukan tindakan operasi, risiko perforasi (bolong) juga bisa dialami oleh anak-anak," kata dr Andra.
(up/up)











































