Di kebanyakan tempat kerja, ketahuan tidur pada jam kerja bisa jadi masalah besar. Masih untung cuma dikatai pemalas, karyawan yang tidur atau tertidur bukan tidak mungkin dipecat karena dianggap tidak produktif. Waduh!
Pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja mengatakan bahwa tidur siang atau napping adalah sebuah kebutuhan. Secara alamiah, jam biologis manusia telah mengatur tubuh untuk mengantuk pada jam-jam setelah makan siang.
Tidur siang adalah naluri alamiah untuk mengembalikan kondisi tubuh, agar kembali bugar secara fisik maupun pikiran. Ide, kreativitas, bahkan semangat dan motivasi akan ngedrop jika tidak disegarkan kembali pada jam-jam tersebut. Fungsi ini tidak bisa digantikan, bahkan oleh kopi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak butuh waktu lama untuk menyegarkan tubuh dan pikiran. Tidur siang selama 15-20 menit atau sering disebut power nap sudah cukup memberikan efek. Bahkan jika terlalu lama, justru membuat badan terasa lebih lemas dan rasanya ingin malas-malasan.
Sayangnya, budaya di kebanyakan tempat kerja tidak memungkinkan untuk dilakukannya power nap. Kalaupun diizinkan oleh atasan, fasilitas untuk tidur juga belum tentu tersedia. Idealnya, setiap tempat kerja memang menyediakan napping room atau ruang tidur siang.
"Sangat penting kalo menurut saya. Dan sangat perlu ada napping room di kantor," tandas dr Ade.
Sementara itu, dr Rimawati Tedjasukmana dari RS Medistra mencontohkan bahwa di Skandinavia ada rumah-rumah yang dibuat khusus untuk tidur siang. Pada jam istirahat, karyawan bisa datang ke rumah tersebut, menyewa kamarnya untuk tidur siang.
"Ada juga kebiasaan siesta (istilah lain untuk tidur siang) di Spanyol dan negara-negara Amerika Latin," kata dr Rima.
(up/up)











































