Papsmear dan IVA, Lebih Akurat Mana Mendeteksi Kanker Serviks?

Ulasan Khas Papsmear

Papsmear dan IVA, Lebih Akurat Mana Mendeteksi Kanker Serviks?

Ajeng Annastasia Kinanti, M Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 18 Jun 2014 11:03 WIB
Papsmear dan IVA, Lebih Akurat Mana Mendeteksi Kanker Serviks?
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Kanker serviks sebenarnya dapat disembuhkan jika terdeteksi sedini mungkin. Untuk itu, para wanita disarankan untuk rutin melakukan skrining kanker serviks secara rutin.

Ada dua metode populer yang biasa digunakan untuk mendeteksi kanker serviks. Yaitu PAP Smear dan Inspeksi Visual Asam Asetat atau yang biasa dikenal IVA. Lalu mana yang lebih akurat?

dr Hari Nugroho, SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan bahwa PAP Smear lebih akurat. Hal ini dikarenakan PAP Smear merupakan pemeriksaan sel, tentunya lebih akurat dari pada IVA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PAP smear adalah pemeriksaan sitologi (sel). Bukan hanya sampel dari jaringan," tutur dr Hari ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (18/6/2014).

Akan tetapi dr Hari mengatakan bahwa meski lebih simpel, IVA sengaja di desain untuk daerah dengan SDM dan fasilitas kesehatan yang terbatas. Sehingga tidak membutuhkan dokter spesialis untuk melakukannya.

Tak jauh berbeda dengan dr Hari, Dr dr Laila Nuranna, SpOG(K) spesialis obstetri ginekologi dari RSCM mengatakan bahwa sebenarnya keakuratan PAP Smear dan IVA tidak terlalu berbeda. Hanya saja, IVA tidak memiliki rekaman dan informasi pasien sehingga kondisi pasien tidak dapat dipantau dengan baik.

Ia pun mengamini pernyataan dr Hari yang mengatakan bahwa memang IVA ditujukan untuk daerah yang kekurangan SDM dokter spesialis kandungan. Hal itu menurutnya lebih baik daripada tidak melakukan skrining kanker serviks sama sekali.

"Sekarang sedang dikembangkan DoIVA yaitu IVA dengan adanya dokumentasi. Dokumentasi tersebut berupa foto yang diberikan kepada pasien, fotonya diambil menggunakan alat yang tidak terlalu mahal berupa kamera dan printer," sambung dr Laila yang juga Koordinator Female Cancer Program Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FCP-FKUI) tersebut.

Kendari PAP Smear dan IVA sama-sama digunakan untuk mendeteksi kanker serviks, dr Hari kembali mengingatkan pentingnya untuk melakukan biopsi jika memang hasil tes menunjukkan gejala tak lazim atau abnormal.

"Semua alat diagnosis dengan bentuk skrining pasti ada nilai positif palsu dan negatif asli. Yaitu yang ternyata pap smear negatif tetapi kanker serviks dan pap smear positif tetapi bukan kanker serviks. Karena itu setiap hasil pap smear abnormal selalu di konfirmasi dengan biopsi," pungkasnya.

(up/up)
Ulasan Khas Papsmear
14 Konten
Bagi wanita yang telah melakukan hubungan seksual, perlu melakukan tes kesehatan di bagian reproduksinya. Salah satu caranya bisa dengan melakukan papsmear.

Berita Terkait